Sep 14, 2019

Pola Asuh Anak

*Ajak Anak Beres-Beres di Rumah*

Novianti

Muncul beberapa  kasus anak  mogok sekolah. Biasanya ini terjadi pada anak dengan inisiatif yang rendah,  tak tahu maunya apa,  penyendiri, tidak mau bergaul dan kecanduan alat gadget. Hasil penggalian informasi, kondisi ini terkait dengan pola pengasuhan di rumah.

Pola pengasuhannya umumnya anak serba dilayani, kemandirian tidak terbangun, minim komunikasi, anak terbiasa 'yes, mom', , tidak dilibatkan dalam urusan pekerjaan rumah sehari-hari. Orang tua puas dengan hasil  "pintar di sekolah".  Anak tak perlu disibukkan dengan urusan rumah seperti nyapu, ngepel, cuci piring.

Inilah yang sering  tidak dipahami orang tua. Mereka tidak menyadari bahwa praktek kecakapan hidup beres-beres di rumah adalah bagian penting yang harus dibangun pada anak.  Hal ini terabaikan karena melihat anaknya "baik-baik saja", nilai raportnya bagus. Padahal keberhasilan akademik ini hanya pencapaian semu yang  fondasi mentalnya rapuh.

Anak yang terbiasa melakukan kegiatan di rumah terlatih keterampilan motorik kasar dan halusnya, belajar mengatur waktu, lebih gesit, mandiri, lebih memiliki empati karena memahami banyak proses dan nilai bekerja, menghargai orang lain. Dan ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab,  berdaya  yang kemudian berpengaruh pada pembentukan konsep diri.

Anak yang terbiasa beres-beres di rumah belajar bahwa mereka harus melakukan pekerjaan-pekerjaan hidup meski terlihat sepele untuk menjadi bagian kehidupan. Jika tidak ada yang mau membuang sampah, menyapu dan mengepel rumah, mencuci pakaian, aktivitas seluruh anggota keluarga bisa terganggu. Satu pekerjaan terkait dengan pekerjaan lainnya,  dan memberikan kontribusi bagi kelancaran sistem dalam rumah.

Banyak keterampilan penting yang dapat anak peroleh saat beres-beres. Kemampuan bekerja sama, membaca perasaan orang lain untuk menumbuhkan empati, melatih komunikasi, menajemen waktu, klasifikasi, berlatih kesabaran, menyelesaikan masalah. Dan semuanya dilakukan setiap hari.

Anak yang dilibatkan dalam beres-beres di rumah akan membentuk kemampuan arahan diri. Kemampuan ini adalah salah satu yang harus dimiliki anak menjelang akil baligh. Jadi, beres-beres adalah aktivitas yang membangun keterampilan hidup yang relevan untuk masa depan anak.

Karenanya, orang tua harus memandang makna belajar dengan kaca mata yang lebih besar agar bisa memberikan bekal yang benar benar menjadi kebutuhan anak di masa depan.  Fokus pada hal prioritas dan mengabaikan yang tidak terkait dengan tujuan. Sekolah bukan satu satunya tempat belajar dan belajar tidak melulu harus terkait dengan buku. Ada pelajaran hidup yang bisa anak gali dari pengalaman keseharian.

Melihat anak dalam gambaran yang lebih utuh akan memunculkan sikap menghargai setiap kemajuan  anak. Orang tua menjadi pribadi yang bersyukur dan saat itu Allah akan menambah nikmatNya.

No comments:

Post a Comment