Dec 11, 2016

Semoga Membatu Khusyu' dalam Sholat

Oleh : Ustadz DR. Firanda Andirja

Sejenak...semoga membantu khusyu' dalam sholat....

Sebelum sholat, Ingatlah kenikmatan yang tiada terhingga yang telah Allah berikan kepada kita; nikmat iman, kesehatan, keluarga, anak istri, tempat tinggal, kebahagiaan, rasa aman, dll.

Sekarang kita mau ngucapin syukur kita kepada Allah, hanya menghadap Allah sekitar 5 menit, dan lagi pula kalau kita pandai bersyukur dengan sholat kita, maka Allah akan menambah anugrahNya kepada kita.

Apakah waktu yang sebentar ini lantas kita tetap aja tidak pandai bersyukur? Menghadap Allah mau berterima kasih tapi pikirannya kemana-mana?

Semoga memudahkan kita khusyuk, karena amalan yang pertama Allah nilai dari kita pada hari kiamat adalah sholat. Jangan sampai kita pandai dalam amalan yang lain sementara sholat kita berantakan.

___________________________________
Source: salamdakwah.com

Adzan dan Syetan Penggoda

● SYETAN penggoda sholat :

Dari Abu Hurairah ra, katanya Nabi ﷺ  bersabda :

"Apabila muadzin menyeru adzan, maka syetan lari terkentut-kentut sehingga tidak kedengaran lagi olehnya suara adzan itu.
Apabila adzan telah selesai, dia datang kembali, apabila orang Qomat, dia pergi lagi dan bila Qomat telah selesai dia datang lagi mengganggu orang sholat, katanya : Ingatlah ini dan itu, yaitu soal-soal yang tidak perlu di ingat, sehingga orang itu lupa telah berapa raka'at dia shalat"

(Hadits riwayat : Muslim no. 341)

Kajian Surat Al-Kahfi

Renungan Surat al-Kahfi (bagian 01)
------------------------------------------------

*RENUNGAN SURAT AL-KAHFI (bagian 01)*

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Setiap Jumat, kita dianjurkan membaca surat al-Kahfi.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan, orang yang membacanya akan mendapatkan cahaya. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.”
(HR. ad-Darimi  3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.”
(HR. Hakim 6169, Baihaqi  635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6470)

Bahkan, karena kuatnya pengaruh cahaya yang Allah berikan, orang yang memperhatikan surat al-Kahfi, akan dilindungi dari fitnah Dajjal.
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

 Siapa yang menghafal 10 ayat pertama surat al-Kahfi maka dia akan dilindungi dari fitnah Dajjal.
(HR. Muslim 1919, Abu Daud 4325, dan yang lainnya)

Surat Pelindung Fitnah

Jika orang yang merenungi surat al-Kahfi terlindung dari fitnah Dajjal – sementara itu salah satu fitnah terbesar – maka berpeluang besar bagi orang yang memahaminya untuk terlindung dari fitnah (ujian) lainnya.

Dalam surat al-Kahfi, terdapat 4 kisah, yang semuanya memberikan pelajaran kita sikap yang tepat dalam menghadapi berbagai macam fitnah (ujian).

Pertama,
ujian karena agama kisah Ashabul Kahfi yang lari meninggalkan kampung halamannya dalam rangka menjaga imannya.

Kedua,
fitnah harta kisah Shohibul Jannatain (pemilik dua kebun), yang kufur kepada Tuhannya karena silau dengan dunianya.

Ketiga,
ujian karena ilmu kisah Musa dengan Khidr.
Musa diperintahkan untuk belajar kepada Khidr, sekalipun beliau seorang Nabi yang memiliki Taurat.
Karena di atas orang yang berilmu, ada yang lebih berilmu.

Keempat,
fitnah kekuatan dan kekuasaan kisah Dzulqarnain.
Seorang raja penguasa hampir semua permukaan dunia.
Kekuasaannya membentang dari ujung timur hingga ujung barat.
Namun beliau jadikan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan dan syariat bagi seluruh manusia.

Surat Peneguh Hati

Mayoritas ulama mengatakan, surat al-Kahfi Allah turunkan sebelum hijrah. Sehingga surat ini digolongkan sebagai surat Makiyah. Tepatnya, surat ini diturunkan menjelang hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.
Seolah surat ini menjadi mukadimah, untuk perjuangan besar bagi kaum Muslimin, hijrah meninggalkan kampung halamannya, berikut harta dan keluarganya.

Tentu saja, butuh perjuangan yang tidak ringan.
Mereka harus siap dengan segala resiko, ketika mereka pindah ke Madinah.
Semuanya serba menjadi taruhan. Mempertaruhkan hartanya untuk ditinggal di Mekah. Mempertaruhkan hubunngan keluarganya karena harus pisah di dua negeri yang berbeda. Mempertaruhkan keselamatan jiwa sesampainya di Madinah, yang masih harus bersaing dengan yahudi di sekitarnya.

Allah kuatkan hati mereka dengan kisah :

Ashabul Kahfi, mengajarkan bahwa manusia harus mempertahankan agamanya, sekalipun dia harus terusir dari kampung halamannya.
Cerita Shohibul Jannatain (pemilik kebun), mengajarkan agar manusia tidak silau dengan harta, sehingga lebih memilih dunia dan meninggalkan agamanya.
Kisah Musa & Khidir, bahwa orang harus mendatangi sumber ilmu dan hidayah, dimanapun dia berada.
Kisah Dzulqarnain, bahwa bumi ini akan Allah wariskan kepada siapapun yang Allah kehendaki diantara hamba-Nya.

Demikian istimewanya surat ini, hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jadikan sebagai sumber cahaya bagi manusia. Sehingga mereka terhindari dari fitnah Dajjal, fitnah dunia, dan agama.
Tentu saja, ini bagi mereka yang berusaha merenungi kandungan isi dan maknanya.

Berikut, kita akan mengkaji beberapa renungan terhadap kandungan surat al-Kahfi,

Pertama,
surat ini diawali dengan menetapkan segala pujian untuk Allah.
Dan dalam al-Quran, terdapat 5 surat yang diawali dengan bacaan hamdalah: al-Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, dan Fathir.

Kita memuji Allah dalam semua keadaan, sekalipun makhluknya sedang mendapatkan ujian dan musibah.

Kedua,
bahwa al-Quran adalah sumber ilmu yang lurus tanpa ada sedikitpun yang bengkok.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ( ) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; ( ) sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh.

Ketiga,
segala kenikmatan dunia hanya hiasan, dalam menguji manusia, siapakah diantara mereka yang tetap berusaha beribadah dan tidak tertipu dengannya.

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Keempat,
dai yang ikhlas, bisa saja mendapatkan tekanan batin karena beban berat dakwah.
Tak terkecuali, inipun dialami manusia terbaik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آَثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا

Barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka
(orang kafir) berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(al-Quran).

Kelima,
manusia harus berusaha menyelamatkan agama dan aqidahnya, sekalipun dia harus terusir dari negerinya. Bahkan sekalipun dia harus tinggal di gua dengan segala keterbatasannya.

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آَيَاتِنَا عَجَبًا ( ) إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? ( ) (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa : “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.

Keenam,
Allah akan memberi tambahan dan kekuatan hidayah bagi orang yanng komitmen dengan kebenaran dan berani menampakkan.

وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”.

Ketujuh,
meninggalkan kemaksiatan belum dinilai sempurna hingga dia meninggalkan pelakunya,

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ

Apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu.

Kedelapan,
orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah ganti dengan yang lebih baik.
Asahbul kahfi meninggalkan kehangatan kampung halamannya dan keluarganya, Allah ganti dengan kehangatan hidayah dan rahmat dari-Nya.

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا

Apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.

Kesembilan,
Allah jaga hamba-Nya yang sholeh, meskipun mereka sedang istirahat.
Ashabul kahfi dijaga oleh Allah, sekalipun mereka sedang istirahat di gua. Sehingga tidak ada satupun makhuk yang berani mengganggu maupun membangunkan mereka.

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

Kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua.
Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari merekadengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.

Kesepuluh,
tawakkal yang sejati, adalah pasrah kepada Allah setelah berusaha mengambil sebab. Ashabul kahfi membawa uang untuk bekal mereka ketika mereka pergi meninggalkan kampungnya.

قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ

Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu.

Allahu a’lam

Bersambung, insyaa Allah…

Ditulis oleh :
Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Shared from Konsultasi Syariah for android http://bit.ly/KonsultasiSyariah

Nov 25, 2016

8 Adab Membaca Al Quran

8 Adab Membaca Al-Qur’an

By: Muhammad Abduh Tuasikal,

Membaca Al-Qur’an tentu memiliki adab. Karena yang dibaca adalah kalamullah (firman Allah), bukan koran, bukan perkataan makhluk. Di bulan Ramadhan apalagi, adab ini mesti diperhatikan. Karena intensitas berinteraksi dengan Al-Qur’an sangat tinggi di bulan Ramadhan. Dikarenakan para ulama biasa menyembut Ramadhan dengan bulan Al-Qur’an.
Beberapa adab penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an:

1- Hendaklah yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas, mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin cari dunia atau cari pujian.

2- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan mulut yang bersih. Bau mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siwak atau bahan semisalnya.

3- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Namun jika membacanya dalam keadaan berhadats dibolehkan berdasarkan kesepatakan para ulama.

Catatan: Ini berkaitan dengan masalah membaca, namun untuk menyentuh Al-Qur’an dipersyaratkan harus suci. Dalil yang mendukung hal ini adalah:

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

4- Mengambil tempat yang bersih untuk membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat anjurkan membaca Al-Qur’an di masjid. Di samping masjid adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, juga ketika itu dapat meraih fadhilah i’tikaf.

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena mengamalkan seperti itu sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).

5- Menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur’an. Duduk ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan.

6- Memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca ta’awudz. Bacaan ta’awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta’awudz ini dihukumi sunnah, bukan wajib.

Perintah untuk membaca ta’awudz di sini disebutkan dalam ayat,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

7- Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).

Catatan: Memulai pertengahan surat cukup dengan ta’awudz tanpa bismillahir rahmanir rahim.

8- Hendaknya ketika membaca Al-Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabbur (merenungkan) setiap ayat yang dibaca.

Perintah untuk mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam ayat,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak tentang anjuran tersebut. Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga pingsan. Lebih dari itu, ada di antara ulama yang sampai meninggal dunia ketika mentadabburi Al-Qur’an.” (At-Tibyan, hlm. 86)

Diceritakan oleh Imam Nawawi, dari Bahz bin Hakim, bahwasanya Zararah bin Aufa, seorang ulama terkemuka di kalangan tabi’in, ia pernah menjadi imam untuk mereka ketika shalat Shubuh. Zararah membaca surat hingga sampai pada ayat,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9)

“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” (QS. Al-Mudattsir: 8-9). Ketika itu Zararah tersungkur lantas meninggal dunia. Bahz menyatakan bahwa ia menjadi di antara orang yang memikul jenazahnya. (At-Tibyan, hlm. 87)

Ingat nasihat Ibrahim Al-Khawwash bahwa tombo ati (obat hati) ada lima:

    Membaca Al-Qur’an disertai tadabbur (perenungan)
    Perut kosong (rajin puasa)
    Rajin qiyamul lail (shalat malam)
    Merendahkan diri di waktu sahur
    Duduk dengan orang-orang shalih.

Adab membaca Al-Qur’an diringkas dari penjelasan Imam Nawawi dalam At-Tibyan, hlm. 80-87. Semoga manfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Bagaimana adab setelah membaca Al-Qur’an? Apakah disyariatkan membaca shadaqallahul ‘azhim? Temukan jawabannya di link: Ucapan Shadaqallahul ‘Azhim.


Referensi:

At-Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an. Cetakan pertama, tahun 1426 H. Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi. Tahqiq: Abu ‘Abdillah Ahmad bin Ibrahim Abul ‘Ainain. Penerbit Maktabah Ibnu ‘Abbas.

Diselesaikan menjelang Isya di Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul, 7 Ramadhan 1436 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Benarkah Kalo tidak Berdoa itu Berdosa?

Benarkah klo tidak berdoa itu berdosa?
Berarti berdoa itu wajib ya...

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Terdapat banyak ayat dalam al-Quran yang memerintahkan kita untuk berdoa kepada Allah. diantaranya, Allah berfirman,

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. al-A’raf: 55)

Bahkan di ayat yang lain, Allah menyebut orang yang tidak mau berdoa sebagai orang sombong. Allah berfiirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang bersikap sombong dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60)

Diantara makna “bersikap sombong dari menyembah-Ku” adalah tidak mau berdoa kepada-Ku.

Artinya, orang yang tidak mau berdoa kepada Allah akan diancam dengan neraka. (Zadul Masir, Ibnul Jauzi, 5/296)

Dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

Siapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan marah kepadanya. (HR. Turmudzi 3700 dan dishahihkan al-Albani)

Berdasarkan beberapa dalil di atas, hukum doa dapat dirinci menjadi 2:

[1] Dilihat dari doa secara keseluruhan, hukumnya wajib. Artinya, dalam hidup manusia, dia wajib berdoa kepada Allah. jika tidak pernah berdoa sepanjang hidupnya maka dia berdosa.

[2] Dilihat dari satuan doa

Sementara mengenai bentuk doa dan jenis doa, ini hukumnya anjuran dan tidak wajib. Semakin banyak berdoa semakin baik. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 19334)

Dinyatakan dalam Sya’ir,

الله يغضب إن تركت سؤاله وبني آدم حين يسأل يغضب

“Allah murka ketika engkau tidak berdoa kepada-Nya. Dan Bani Adam murka.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/125)
Membangun Ketergantungan kepada Allah dengan Doa

Termasuk diantara kebiasaan yang baik adalah membangun ketergantungan kepada Allah. salah satu diantaranya adalah banyak berdoa kepada Allah. sekalipn untuk hal yang kita anggap kecil.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى يَسْأَلَ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ

Mintalah semua hajat kalian kepada Rab kalian. Sampaipun minta (pertolongan) ketika kalung sandalnya putus.  (HR. Turmudzi 3962, Ibnu Hibban 866)

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
KonsultasiSyariah.com

Nov 18, 2016

Peci-Mukena Menutupi Dahi Ketika Sujud Saat Shalat

Peci-Mukena Menutupi Dahi Ketika Sujud Saat Shalat

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Pak Ustadz mohon penjelasan tentang cara sujud:

Saya pernah mendengar bahwa kalau sedang sujud, tidak boleh ada yang menghalangi kening (jidat) dengan tempat sujud. Bagaimana kalau yang menghalangi tersebut adalah rambut, kopiah (topi), atau mukena (bagi wanita)?

Demikian dan terima kasih atas penjelasannya.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabaraakatuhu.

Dari: Bestalman

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Wa alaikumus salam wa rahmatullaahi wa baraakatuh,

Ulama berselisih pendapat tentang hukum sujud dengan menempelkan tujuh anggota sujud secara langsung di lantai atau alas sujud.

Pendapat pertama, wajib meletakkan tujuh anggota sujud secara langsung di lantai atau alas sujud (sajadah), dan tidak boleh menutupi anggota sujud dengan pakaian yang digunakan. Seperti menutupi telapak tangan dengan lengan baju atau peci yang menutupi dahi.  Ini adalah pendapat dalam madzhab Syafi’iyah dan salah satu riwayat pendapat Imam Ahmad.

Pendapat kedua, tidak wajib meletakkan anggota sujud secara langsung di lantai atau alas shalat. Namun dibolehkan sujud dalam keadaan anggota sujudnya tertupi pakaian yang dikenakan ketika shalat. Seperti, sujud dalam keadaan peci menutupi dahi. Ini adalah pendapat mayoritas ulama –Hanafiyah, Malikiyah, dan Hambali– dan pendapat para ulama masa silam, seperti Atha’, Thawus, an-Nakha’i, asy-Sya’bi, al-Auza’i, dsb. Pendapat kedua ini insya Allah lebih kuat berdasarkan beberapa dalil berikut:

Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كُنَّا نُصَلِّي مَع النبيِّ صلّى الله عليه وسلّم في شِدَّة الحَرِّ، فإذا لم يستطع أحدُنا أن يُمكِّنَ جبهتَه مِن الأرض؛ بَسَطَ ثوبَه فَسَجَدَ عليه

Kami pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari yang sangat panas. Jika ada sahabat yang tidak mampu untuk meletakkan dahinya di tanah, mereka membentangkan ujung bajunya, kemudian bersujud. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، صَلَّى فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ مُتَوَشِّحًا بِهِ، يَتَّقِي بِفُضُولِهِ حَرَّ الْأَرْضِ وَبَرْدَهَا

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan satu pakaian, yang beliau gunakan untuk membungkus dirinya. Beliau gunakan ujung-ujung pakaiannya untuk menghindari panas dan dinginnya tanah. (HR. Ahmad dan dinilai hasan li ghairihi oleh Syuaib al-Arnauth).

Dan bebrapa hadis lainnya.

Hadis ini menunjukkan bahwa sujud dengan kondisi dimana anggota sujud tertutupi pakaian shalat tidaklah membatalkan shalatanya. Namun perlu diingat bahwa hal ini diperbolehkan JIKA dibutuhkan. Sebagaimana rincian pada pembahasan di bawah ini.

Sujud Menggunakan Alas

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin memberikan rincian tentang hukum bersujud di atas alas. Beliau mengatakan:

Alas untuk sujud ada tiga macam:

Pertama, alas tersebut merupakan salah satu anggota sujud. Misalnya sujud sambil meletakkan tangan di dahi, sehingga dahinya tertutup tangan. Atau meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan, atau mengangkat salah satu kaki dan diletakkan di atas kaki satunya. Sujudnya dengan kondisi seperti ini hukumnya terlarang dan sujudnya tidak sah. Karena berarti ada anggota sujud yang tidak menempel tanah.

Kedua, alas tersebut bukan anggota sujud, namun melekat di badan orang yang shalat. Misalnya: peci, surban, baju, dsb. Bersujud di atas alas semacam ini hukumnya makruh, kecuali jika ada kebutuhan. Misalnya, untuk menahan panasnya lantai. Anas bin Malik tmengatakan: “Kami shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kondisi terik yang sangat panas. Jika diantara kami ada yang tidak kuat meletakkan dahinya di tanah, mereka menghamparkan ujung pakaiannya dan sujud di atasnya.”

Hadis ini menunjukkan bahwa menggunakan alas ketika sujud ketika TIDAK dibutuhkan adalah makruh. Karena para sahabat yang menghamparkan pakaiannya untuk digunakan alas sujud hanya mereka yang merasa tidak kuat menahan panasnya tanah masjid. Sementara mereka yang tidak merasa kepanasan, tidak menghamparkan bajunya untuk alas dahi ketika sujud.

Ketiga, bersujud dengan alas yang tidak termasuk pakaian yang melekat pada tubuh orang yang shalat. Misalnya: tikar, sajadah, karpet, keramik, sandal, dan semacamnya. Alas-alas sujud semacam ini BOLEH digunakan untuk sujud. (Simak asy-Syarh al-Mumthi’, 3:114 – 115)

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Nov 14, 2016

Seruan Sholat Tahajjud

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

أَعُوْذُ بِا للّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

*Dan pada sebahagian malam hari tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu mudah- mudahan Tuhan-mu* *mengangkat kamu ke* *tempat yang terpuji.*
*(Q.S.Al Isro 79)*

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Nov 12, 2016

8 Adab Membaca Al-Quran

8 Adab Membaca Al-Qur’an

Rumaysho.com
By: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Membaca Al-Qur’an tentu memiliki adab. Karena yang dibaca adalah kalamullah (firman Allah), bukan koran, bukan perkataan makhluk. Di bulan Ramadhan apalagi, adab ini mesti diperhatikan. Karena intensitas berinteraksi dengan Al-Qur’an sangat tinggi di bulan Ramadhan. Dikarenakan para ulama biasa menyembut Ramadhan dengan bulan Al-Qur’an.
Beberapa adab penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an:

1- Hendaklah yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas, mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin cari dunia atau cari pujian.

2- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan mulut yang bersih. Bau mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siwak atau bahan semisalnya.

3- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Namun jika membacanya dalam keadaan berhadats dibolehkan berdasarkan kesepatakan para ulama.

Catatan: Ini berkaitan dengan masalah membaca, namun untuk menyentuh Al-Qur’an dipersyaratkan harus suci. Dalil yang mendukung hal ini adalah:

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

4- Mengambil tempat yang bersih untuk membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat anjurkan membaca Al-Qur’an di masjid. Di samping masjid adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, juga ketika itu dapat meraih fadhilah i’tikaf.

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena mengamalkan seperti itu sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).

5- Menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur’an. Duduk ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan.

6- Memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca ta’awudz. Bacaan ta’awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta’awudz ini dihukumi sunnah, bukan wajib.

Perintah untuk membaca ta’awudz di sini disebutkan dalam ayat,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

7- Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).

Catatan: Memulai pertengahan surat cukup dengan ta’awudz tanpa bismillahir rahmanir rahim.

8- Hendaknya ketika membaca Al-Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabbur (merenungkan) setiap ayat yang dibaca.

Perintah untuk mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam ayat,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak tentang anjuran tersebut. Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga pingsan. Lebih dari itu, ada di antara ulama yang sampai meninggal dunia ketika mentadabburi Al-Qur’an.” (At-Tibyan, hlm. 86)

Diceritakan oleh Imam Nawawi, dari Bahz bin Hakim, bahwasanya Zararah bin Aufa, seorang ulama terkemuka di kalangan tabi’in, ia pernah menjadi imam untuk mereka ketika shalat Shubuh. Zararah membaca surat hingga sampai pada ayat,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9)

“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” (QS. Al-Mudattsir: 8-9). Ketika itu Zararah tersungkur lantas meninggal dunia. Bahz menyatakan bahwa ia menjadi di antara orang yang memikul jenazahnya. (At-Tibyan, hlm. 87)

Ingat nasihat Ibrahim Al-Khawwash bahwa tombo ati (obat hati) ada lima:

    Membaca Al-Qur’an disertai tadabbur (perenungan)
    Perut kosong (rajin puasa)
    Rajin qiyamul lail (shalat malam)
    Merendahkan diri di waktu sahur
    Duduk dengan orang-orang shalih.

Adab membaca Al-Qur’an diringkas dari penjelasan Imam Nawawi dalam At-Tibyan, hlm. 80-87. Semoga manfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Bagaimana adab setelah membaca Al-Qur’an? Apakah disyariatkan membaca shadaqallahul ‘azhim? Temukan jawabannya di link: Ucapan Shadaqallahul ‘Azhim.
Referensi:

At-Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an. Cetakan pertama, tahun 1426 H. Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi. Tahqiq: Abu ‘Abdillah Ahmad bin Ibrahim Abul ‘Ainain. Penerbit Maktabah Ibnu ‘Abbas.

Nov 11, 2016

Sholat Jama' Qashar ketika Safar


Oct 23, 2016

Orang yang Hebat/Kuat

~~~~~~~~~~~~~~
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Bukanlah seorang yang kuat adalah yang jago menjatuhkan orang lain (jago berkelahi), akan tetapi orang yang kuat yaitu yang mampu mengontrol dirinya tatkala dia sedang marah."

(Muttafaqun 'alaih diriwayatkan oleh Imām Al Bukhāri no. 5763 dan Imām Muslim. no. 2609)
〰〰〰〰〰〰〰

Waktu saat Sholat utk berdoa: "Allahumma A'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wa Husni 'Ibadatika"

👋*KAPANKAH SESEORANG YANG SHOLAT MEMBACA "ALLAHUMMA A'INNI 'ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBADATIKA" ?* 🌅

http://www.binbaz.org.sa/fatawa/943

Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah (mufti 'am Saudi Arabia sebelum Syaikh Abdul Aziz Alusy Syaikh hafidhohullah), beliau menjelaskan :

*الأفضل أن يكون هذا الدعاء وأشباهه قبل السلام*؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما علم الصحابة التشهد قال: ((ثم ليتخير من المسألة ما شاء)) وفي لفظ: ((ثم ليتخير من الدعاء أعجبه إليه فيدعو به))، وقال عليه الصلاة والسلام لمعاذ بن جبل رضي الله عنه: ((لا تدع أن تقول دبر كل صلاة اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك)) ودبر الشيء آخره، كدبر الحيوان . . ، *ويلحق بذلك ما يلي الصلاة بعد السلام*، فإنه يسمى دبرا، لما ثبت في الصحيحين عن المغيرة بن شعبة رضي الله عنه قال كان النبي صلى الله عليه وسلم يقول في دبر كل صلاة: ((لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد)). ومعلوم أن هذا الذكر يقال بعد السلام، وقد جاء ذلك صريحا في بعض روايات حديث المغيرة وغيرها *فدل ذلك على أنه لا حرج في الدعاء بعد السلام وبعد الذكر فيما بين العبد وبين ربه، عملا بالأدلة كلها*. والله ولي التوفيق.

" Yang lebih utama doa (Allahumma a'inni ... dst ) atau yang semisalnya dibaca sebelum salam, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat mengajarkan tasyahhud kepada para shahabat beliau bersabda :

"Hendaknya ia memilih doa yang ia sukai untuk berdoa kepada-Nya"

dan beliau juga bersabda kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu:

"Janganlah engkau tinggalkan bacaan (ALLAHUMMA A'INNI 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK) pada _dubur_ setiap sholat". Sedang _dubur_ nya sesuatu adalah bagian belakangnya, seperti ungkapan : _dubur_ nya hewan....

Namun, istilah _dubur_ setiap sholat juga bisa dimaknai setelah sholat yakni setelah salam, karena ini juga bisa diistilahkan dengan _dubur_, berdasarkan riwayat yang terdapat di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim :

Dari Al Mughiroh bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: " Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setiap _dubur_nya sholat mengucapkan : (LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAIIN QADIR, ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THOITA WA LAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU). Telah diketahui bahwa dzikir ini dibaca setelah salam, dan terdapat dalil yang jelas berkenaan dengan itu dalam beberapa riwayat dari Al Mughirah dll, maka hal itu menunjukkan bolehnya doa tersebut dibaca setelah salam dan setelah dzikir yang ia ucapkan antara dia dengan  Robb nya, hal ini untuk mengamalkan semua dalil yang membahas tentang itu.

Wallahu Waliyyut Taufiq

------------------------------------------------

Dari fatwa beliau disimpulkan bahwa doa (ALLAHUMMA A'INNI 'ALAA DZIKRIKA ....dst) tersebut :

*👉�boleh dibaca sebelum salam* (menurut syaikh ini lebih utama)

*👉�boleh juga dibaca setelah salam, setelah membaca bacaan-bacaan dzikir yang telah ma'ruf*.

Ziyadah :

Makna doa :
ALLAHUMMA A'INNI 'ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBADATIKA

"Ya Allah berilah pertolongan kepadaku untuk bisa selalu berdzikir kepada Engkau, bisa selalu bersyukur kepada Engkau dan bisa selalu beribadah dengan baik kepada Engkau"

WALLAHU A'LAM

📝 Alih Bahasa dan Pemberi Kesimpulan : Abu Hasan Saif

📚FORUM ILMU & UKHUWAH📖

---------------

اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allaahumma a'innii 'alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni 'ibaadatik.

Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.

HR. Abu Dawud no. 1522, an-Nasaa'i III/53, Ahmad V/244-245 dan lainnya. Al-Hakim I/273 dan III/273 dan dishahihkannya, juga disepakati oleh adz-Dzahabi.

Doa ini boleh diucapkan sebelum atau setelah salam shalat Fardhu.

Berdoalah sebelum Naik Kendaraan dan Dzikrullah

📚KAJIAN ATSAR📖

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata :

إذا ركب الرجل دابته فلم يذكر اسم الله ردفه الشيطان، فقال له : تغن، فإن لم يحسن، قال له : تَمَنَّ

*" Jika seseorang menaiki kendaraannya tanpa menyebut nama Allah, maka syaithan akan menyertainya, lalu syaithan membisiki : 'bernyanyilah', jika ia tidak bagus dalam bernyanyi, maka syaithan membisikinya: 'berkhayal-lah'*

(Al Jami li Ma'mar bin Abi Amr Al Azdi nmr hadits 19481, Al Mu'jam al Kabir lith Thabrani nmr hadits 8781, As Sunan al Kubra lil Baihaqy nmr hadits 10318, Syarhus Sunnah lil Baghawi 5/140)

👉�Syaikh Dr Abdussalam bin Barjaz rahimahullah menjelaskan :

ففي هذا الأثر : أن الراكب إذا لم يسم الله عند ركوبه، صحبه الشيطان في طريقه، فأشغله عن ذكر الله بالتغني، فإن كان الراكب لا يحسن التغني، نقله الشيطان إلى مشغل ثان، ألا وهو : التمني، فيتيه في أوديته، وتتشعب به مسالكه، فتارة يتمنى زوجة حسناء، وأخرى : بيتًا فسيحًا، وثالثة : ثروة طائلة ... وهكذا يقتل وقته، ويضيع حياته، حتى إذا دنا رحيله، قرع سن الندم، وقال : { يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي }[الفجر:٢٤]، { لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (١٠) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ }[المنافقون:١١،١٠]

وقد روى ابن السني في "عمل اليوم والليل" عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( ليس يتحسر أهل الجنة إلا على ساعة مرت بهم لم يذكروا الله عز وجل فيها ))

" Pada atsar tersebut dijelaskan  bahwasanya pengendara jika tidak menyebut Allah saat mengendarai kendaraannya, syaithan akan menemaninya di perjalanan, lalu syaithan tersebut memalingkannya dari dzikrullah dengan nyanyian, jika dia tidak bagus dalam bernyanyi maka syaithan memalingkannya kepada kesibukan yang lainnya yaitu berangan-angan/berkhayal, ia tenggelam dalam khayalannya,  dan bermacam-macamlah yang terlintas dalam pikirannya, terkadang dia berkhayal mendapat istri yang cantik, terkadang berkhayal punya rumah yang luas, terkadang berkhayal punya harta yang melimpah....demikianlah ia membuang-buang waktunya, menyia-nyiakan hidupnya, hingga saat dekat dengan batas perjalanannya, saat itulah ia menyesal, dan menyatakan (sebagaimana ayat ) :

يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى ﴿٢٤﴾

"Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.""

(Q.S.Al Fajr(89):24)

.....فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾

"........ lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sebentar lagi, maka aku akan dapat bersedekah dan aku akan menjadi orang-orang yang saleh.""
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha melihat apa yang kalian kerjakan."

(Q.S.Al Munafiqun(63):10-11)

Ibnu Sunny dalam kitabnya _" Amalul yaum wal lailah"_  meriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

" Tidak ada sesuatupun yang disesali ahli surga kecuali waktu yang terlewat begitu saja tanpa dzikrullah di dalamnya"

📚Sumber : Majmu' Muallafat wa Tahqiqat Fadhilatusy Syaikh Dr Abdussalam bin Barjaz, jilid 2 hal. 32-33

📝 Alih Bahasa : Abu Hasan Saif

📚FORUM ILMU & UKHUWAH 📖

Nasihat Shahabat

🌻NASEHAT SHAHABAT 🌺

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata :

كُونُوا يَنَابِيعَ الْعِلْمِ مَصَابِيحَ الْحِكْمَةِ سُرُجَ اللَّيْلِ ؛ جُدُدَ الْقُلُوبِ أَحْلَاسَ الْبُيُوتِ خُلْقَانَ الثِّيَابِ ؛ تُعْرَفُونَ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ وَتُخْفَوْنَ عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ 
Jadilah orang-orang yang menjadi sumber-sumber ilmu, menjadi cahaya-cahaya hikmah, menjadi penerang kegelapan malam, memiliki hati-hati yang baru (penuh inspirasi), menetapi rumah, dan memakai baju yang usang (sederhana), kalian terkenal di kalangan penduduk langit dan tersembunyi di kalangan penduduk bumi

( _Majmu' Fatawa_ Ibni Taimiyah 7/285 )

-----------------------
-----------------------

✍🏻 Alih Bahasa : Abu Hasan Saif

📚FORUM ILMU  & UKHUWAH 📖

Berdoa di Hari Jumat setelah Asar

🌺 *BERDOA YUUK..* ☺

Sekedar mengingatkan, jangan lupa berdoa di sore penghujung hari jum'at, karena waktu tersebut adalah salah satu waktu mustajab

_*Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,*_

*يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً ، لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ*

_"Pada hari jumat ada 12 jam. (Diantaranya ada satu waktu, apabila ada seorang muslim yang memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya akan Allah berikan. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah asar". (HR. Abu Daud 1048, Nasai 1389 dan dishahihkan al-Albani)._

🌷🌷🌷🌷🌷

Duniaku Hanyalah Untuk Akhiratku

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 21 Muharram 1438 H / 22 Oktober 2016 M
📗 Duniaku Hanyalah Untuk Akhiratku
______________________________

*DUNIAKU HANYALAH UNTUK AKHIRATKU*

Pernahkan kita renungkan, betapa cepatnya roda kehidupan kita ini berputar?

Pagi menjadi siang, siang berganti malam. Dan selanjutnya berganti lagi dengan hari yang baru.

Mungkin masih lekat dalam ingatan ketika kita menjalani masa kanak-kanak dan remaja, tak terasa sekarang kita telah dewasa.

Pernahkah kita bertanya, kapankah semuanya ini berakhir?

Satu tahun lagi kah, sepuluh tahun lagi, atau mungkin 50 tahun lagi?

Namun, satu hal yang pasti kita sepakati, bahwa berapa pun lamanya kita hidup di dunia ini, hidup kita akan berakhir dengan kematian.

Satu hal yang pasti,  bahwa kita akan meninggalkan segala yang ada di dunia ini, seluruhnya.

Harta yang kita simpan, anak-anak yang kita besarkan dan pasangan yang kita cintai, untuk menuju akhirat yang kekal abadi, sendirian. Hanya berbekal amalan.

Sudahkah kita siapkan bekal untuk hari yang pasti datang itu?

Atau kita selalu terlena dan larut dalam dunia yang fana sehingga melupakan akhir kehidupan itu?

Marilah kita renungkan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

_Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Aku pernah bersama Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, lalu seorang Anshār mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya:_

_“Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling baik?”_

_Beliau bersabda:_

_“Yang paling baik akhlaknya.”_

_“Wahai Rasūlullāh, mukmin manakah yang paling cerdas?” Ia kembali bertanya._

_Beliau bersabda:_

_“Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”_

(HR. Ibnu Mājah no. 4259. Dihasankan Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh ).

Wahai hamba Allāh yang berakal, carilah bekal untuk akhirat dalam setiap keadaan kita.

Mungkin saat ini kita dikaruniai berbagai kesenangan dan kenikmatan, maka bersyukurlah!

Gunakan semua yang kita punya sebagai sarana untuk meraih ridhā-Nya. Berzakatlah, berinfaklah, tolonglah orang yang kesusahan dengan karunia yang Allāh berikan.

Contohlah shahābat yang paling mulia, Abū Bakar Radhiyallāhu 'anhu, yang mengisi seluruh harinya dengan kebaikan.

Dari Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu menceritakan bahwa suatu hari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahābatnya:

“Siapakah diantara kalian yang berpuasa hari ini?"

Abū Bakar menjawab, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Siapakah diantara kalian yang telah mengantar jenazah hari ini?"

Abū Bakar pun menjawab, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya:

"Siapakah diantara kalian yang telah memberi makan orang miskin hari ini?"

Abū Bakar menjawab lagi, "Saya."

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam masih bertanya lagi:

"Siapakah diantara kalian yang telah menjenguk orang sakit hari ini?"

Abū Bakar pun menjawab lagi, "Saya."

Lalu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Tidaklah amal-amal yang telah disebutkan tadi berkumpul pada satu orang, melainkan ia akan masuk surga."

[Hadīts riwayat Muslim, no. 1028]

Mungkin di antara kita ada yang sedang tertimpa musibah dan kesedihan, maka bersabarlah!

Ingatlah bahwa Allāh telah menuliskan dan menetapkan semua musibah dengan hikmah-Nya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah tempat ujian yang pasti berakhir, maka terimalah ketetapan Allāh itu dengan lapang dada.

Jadikan musibah sebagai ladang tempat beramal yang akan kita tuai pada hari akhir.

Penuhilah ladang itu dengan kesabaran, husnuzhān dan rasa harap kepada-Nya, karena Ia telah berjanji:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب

_“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan disempurnakan pahala mereka tanpa batas.”_

(QS Az Zumār: 10)

Ingatlah bahwa kesusahan di dunia ini, tidak ada apa-apanya dengan kesenangan dan kenikmatan yang disediakan bagi orang-orang yang bersabar.

Rasūlullāh bersabda:

ما الدنيا في الآخرة إلا كما يدخل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بما ترجع

_“Tidaklah dunia itu dibandingkan akhirat kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan, maka lihatlah seberapa yang tersisa (di jari tangannya).”_

(Hadīts riwayat Muslim, no 2858)

Dan nantikanlah hari ketika Anda dimasukkan dalam surga yang penuh keindahan  dan kesenangan yang tak pernah Anda bayangkan!

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

_“Aku janjikan untuk hamba-hambaku yang shālih (surga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak bernah terbetik dalam hati manusia.”_

(Muttafaqun ‘alaih).

Wahai hamba Allāh yang menginginkan kebahagiaan yang abadi, sadarilah bahwa dunia ini pasti berlalu dan kita pasti akan sampai pada akhirat, maka carilah bekal sebanyak-banyaknya untuk negeri yang kekal dan pasti akan kita datangi itu.

Perbaikilah shalāt, perbanyak puasa, ringankanlah kesulitan orang lain, tuntutlah ilmu agama, bacalah Al Qurān,  ajarkanlah kebaikan, dan sibukkanlah diri anda dalam kebaikan dan ketaatan.

Lupakanlah semua kesedihan, ketakutan, dan kesulitan karena semuanya akan berlalu.

Waspadalah dengan kesenangan dunia, karena semuanya pasti berakhir.

Beramal lah, karena terlalu banyak amal yang belum kita lakukan dan terlalu sedikit waktu kita untuk kita sia-siakan!

✒Ummu Sholih
Madinatul Qur’ān

__________
Info Program Cinta Sedekah Bulan ini :
1. Pendirian Rumah Tahfidz di 5 Kota
2. Membantu Operasional Radio Dakwah di 3 Kota

📦 Salurkan Infaq terbaik anda melalui
| Bank Syariah Mandiri Cab. Cibubur
| No. Rek : 7814500017
| A.N : Cinta Sedekah (infaq)
| Konfirmasi Transfer :
+62878-8145-8000

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Sep 25, 2016

Autotext Android dengan Smartkeyboard

Download filenya di:

https://drive.google.com/folderview?id=0ByNQPJdAEjyzbngzSWJMVURCa3M

Auto Text Arab:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ (Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu)
وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ (Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh)
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ (Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb)
اَهْلاًوَسَهْلاً (Ahlan wa sahlan)

اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar)
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah)
الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن (Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin artinya Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam)
اَللّهُ (Allah)
آمِّينَ (Amin)
اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن (Amin Ya Rabbal ‘Alamin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ (Astaghfirullah hal adzim)
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم (Ta’awwuz: A’udzubillahi minas syaito nirrojim)
بِسْمِ اللّهِ الرَّالرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahir rahmanir rahim)
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ (Do’a untuk Pengantin)
حَلاَلً (halal)
حَرَامٌ (haram)
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ (Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun)
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ (Insya Allah)
جَزَاكَ اللّهُ (jazakallah)
جَزَاكِ اللّهُ (jazakillah)
جَزَاكُمُ اللّهُ(Jazakumullah)
لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ (Laa haula wa laa quwwata illa billah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (Laa ilaaha illallah)
مَاشَآءَاللّهُ (Masya Allah)
سُبْحَانَ اللّهُ (Subhanallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدُ (Takbiran = Allahu Akbar)
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَامَنَا وَ صِيَامَكُمْ (Taqabalallahu minna wa minkum siyamanan wa siyamakum)
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ (Taqabal ya kariim)
وَ اِيَّاكُمْ (Wa iyyakum)
مَرْحَبًا يَا رَمَضَان (Marhaban ya Ramadhan)
‫  ‬ مِنَ العَائِدِيْنَ وَ الفَائِزِيْنَ(Minal ‘aidin wal faidzin)
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ (Doa sebelum tidur = Bismika Allahumma Ahya Wa Amut)
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّد (Salawat atas Nabi Muhammad)
سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ (Subhanallah walhamdulillah wala ila ha illauloh Allahu akbar)
القرآن (Al-Qur’ an)
لَيْلَةِ الْقَدْرِ (Lailatul Qadar)
صوم (Shaum = Puasa)
عيد فطر مبارك (Idul Fitri Mubarak = Lebaran)
عيد الأضحى (Idul Adha)
صلاة (Salat)
المسجد (Masjid)
تَرْوِيْحَةٌ (Tarawih)

ﺍَﻟﻠّﻪُ
(ALLAH)

ﺁﻣِﻴـﻦَ
ﺁﻣِﻴّﻦْ… ﺁﻣِﻴّﻦْ… ﻱَ ﺭَ ﺑَّﻞْ ﻋَﻠَﻤِﻴّﻦ
ﺁﻣــﻴﻦ ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺁﻣــﻴﻦ
(Amin)

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
(Assalamu ‘alaikum Wr. Wb)

ﻭَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
(Wa ‘alaikum salam Wr. Wb)

ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
(Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.)

ﺍَﻫْﻼًﻭَﺳَﻬْﻼً
(ahlan wa sahlan)

ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ
(Allahu Akbar)

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ
(Alhamdulillah)

ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢ
(Astaghfirullahal 'adhiim)

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
(Bismillahirrahmanirrahim)

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻟَﻚَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺧَﻴْﺮِ
(Do’a untuk Pengantin)

ﺣَﻼَﻝً
(halal)

ﺣَﺮَﻡً
(haram)

ﺍِﻧّﺎ ﻟِﻠّﻪِ ﻭَﺍِﻧّﺎ ﺍِﻟَﻴْﻪِ ﺭَﺟِﻌُﻮْﻥَ
(innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun)

ﺍِ ﻥْ ﺷَﺂ ﺀَ ﺍﻟﻠّﻪُ
(insya Allah)

ﻻَ ﻫَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺕَ ﺍِﻻَّﺑِﺎﻟﻠّﻪِ
(laa haula wa laa quwwata illa billah)

ﻻَ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠّﻪُ
(laa ilaaha illallah)

ﻣَﺎﺷَﺂﺀَﺍﻟﻠّﻪُ
(masya Allah)

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠّﻪُ
(subhanallah)

ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ، ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ، ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ، ﻻَ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠّﻪُ ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ، ﺍَﻟﻠّﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ، ﻭَﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪِ
(lafadz takbiran)

ﺗَﻘَﺒَّﻞَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻣِﻦَّ ﻭَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ
(taqabalallahu minna wa minkum)

ﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﻳَﺎ ﻛَﺮِﻳْﻢُ
(taqabal ya kariim)

ﻭَ ﺍِﻳَّﻜُﻢْ
(wa iyyakum)

ﺃَﻗُﻮْﻝُ ﻗَﻮْﻟِﻲْ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟِﻲْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ
(penutup ceramah)

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻚ / ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻜُﻢ
(Doa kepada orang yg telah berbuat baik: Barakallahu Fiika)

ﻭَﻓِﻴْﻚَ ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠَّﻪ
(Jawaban Doa Barakallahu Fiika (↑): Wafiika Barakallah)

ﺟَﺰَﺍﻙَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakallah khairan (untuk laki-laki)

ﺟَﺰَﺍﻙِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakillahu khairan (untuk wanita)

ﺟَﺰَﺍﻛُﻢُ ﺍﻟﻠّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakumullahu khairan (jama’)

ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِ ﯛﺳَﻠّﻢْ ﻋَﻠﮱِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
(Shalawat Nabi Muhammad SAW)

ﻛُﻦ ﻓَﻴَﻜُﻮﻥُ
Kun fayakuun

ﻭَﺍﻟﻠّﻪُ ﺃﻋﻠَﻢ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮَﺍﺏ
Wallahu a’lam bish showab

nb: Terima kasih sebanyak-banyaknya buat para pembaca yang bersedia mengoreksi apabila ada yang salah dalam penulisan Arabnya

sumber : bidadut.wordpress.com
---> bersholawatlah.blogspot.com

(Saduran)