Mar 16, 2016

Beberapa Kesalahan dalam Sholat

Mar 5, 2016

Tidak ada Sholat Gerhana Jika tidak Tampak

Gerhana Tidak Terlihat Berarti Tidak Ada Shalat Gerhana

Gerhana tidak terlihat berarti tidak ada shalat gerhana.
Karena shalat gerhana ini dikaitkan dengan penglihatan, bukan berdasarkan hisab atau hasil perkiraan ilmu falak atau astronomi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

“Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.”
(HR. Bukhari no. 1047)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin pernah ditanya:

“Apa hukum jika gerhana matahari tertutup awam mendung, namun sudah dinyatakan di berbagai surat kabar sebelum itu bahwa nanti akan terjadi gerhana dengan izin Allah pada jam sekian dan sekian.
Apakah shala gerhana tetap dilaksanakan walau tidak terlihat gerhana?”
Syaikh rahimahullah menjawab:
"Tidak boleh berpatokan pada berbagai berita yang tersebar atau berpatokan semata-mata dengan berita dari para astronom.
Jika langit itu mendung, maka tidak ada shalat gerhana karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan hukum dengan penglihatan (rukyat).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika kalian melihat terjadinya gerhana, maka segeralah shalat.”
Suatu hal yang mungkin, Allah menyembunyikan penglihatan gerhana pada satu daerah, lalu menampakkannya pada daerah lain. Ada hikmah di balik itu semua.”(Sumber: Saaid.Net)

Sehingga jika ada yang shalat gerhana padahal cuma melihat di TV atau berpatokan pada berita saja, nyatanya di daerahnya sendiri tidak nampak gerhana karena tertutup mendung, maka ia telah keliru.

Hanya Allah yang memberi taufik.


Sumur: Rumaysho.Com

Sholat Gerhana Sendirian

Shalat Gerhana Seorang Diri

Okt 08, 2014
By: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Apakah boleh melakukan shalat gerhana seorang diri tanpa berjamaah?
Baiknya shalat gerhana dilakukan secara berjamaah di masjid. Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah bahwasanya
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat.
(HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ.
(Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 343)

Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.”
(Fathul Bari, 4: 10)

Apakah mengerjakan dengan jama’ah merupakan syarat shalat gerhana?

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, ”Shalat gerhana secara jama’ah bukanlah syarat. Jika seseorang berada di rumah, dia juga boleh melaksanakan shalat gerhana di rumah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,

فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا

“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”.
(HR. Bukhari no. 1043)

Dalam hadits ini, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam tidak mengatakan, ”(Jika kalian melihatnya), shalatlah kalian di masjid.” Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa shalat gerhana diperintahkan untuk dikerjakan walaupun seseorang melakukan shalat tersebut sendirian. Namun, tidak diragukan lagi bahwa menunaikan shalat tersebut secara berjama’ah tentu saja lebih utama (afdhol). Bahkan lebih utama jika shalat tersebut dilaksanakan di masjid karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengerjakan shalat tersebut di masjid dan mengajak para sahabat untuk melaksanakannya di masjid. Ingatlah, dengan banyaknya jama’ah akan lebih menambah kekhusu’an. Dan banyaknya jama’ah juga adalah sebab terijabahnya (terkabulnya) do’a.”
(Syarhul Mumthi’, 2: 430)

Semoga bermanfaat.

By Muhammad Abduh Tuasikal
Sumur: Rumaysho.Com

Mar 3, 2016

Perkara-perkara yang Membatalkan Wudhu

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 17 Jumadal Ūlā 1437H / 26 Februari 2016M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitab Thahārah
🔊 Kajian 18 | Bab Wudhū - Perkara Perkara Yang Dapat Membatalkan Wudhu (Bag.1)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/GE2xzq
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PERKARA-PERKARA YANG DAPAT MEMBATALKAN WUDHU (BAGIAN 1)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla, pada halaqah yang ke-18 ini kita akan membahas tentang "Nawāqidhul Wudhū' (perkara-perkara yang dapat membatalkan wudhū')".

قال المصنف:
((والذي ينقض الوضوء ستة أشياء))

((Dan perkara-perkara yang dapat membatalkan wudhū' ada 6 macam))

Pada hakikatnya para ulama membahas lebih dari 6 perkara tentang pembatal wudhū'.

● PEMBATAL PERTAMA ●

قال المصنف:
((ما خرج من السبيلين))

((Apa-apa yang keluar dari 2 jalan))

⇒ Yaitu maksudnya adalah qubūl maupun dubur.

Yang keluar dari qubūl maupun dubur ada 2 kategori;

◆ ⑴ Hal-hal yang keluar dengan wajar

Misalnya: buang air kecil, buang air besar, cairan mani, cairan madzi, cairan wadhi, darah haidh, darah nifas dan buang angin.

Dalil:
• ⑴ Firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟

"Dan jika kalian dalam keadaan junub maka bersucilah dan jika kalian dalam keadaan sakit atau buang air atau menyentuh wanita dan kalian tidak mendapatkan air maka bertayammumlah." (Al-Maidah 6)

• ⑵ Hadīts riwayat Bukhāri

سئل ابو هريرة رضي الله عنه عن الحدث قال رضي الله عنه ( فساء أو ضراط )

Ketika Abū Hurairah ditanya tentang (makna) hadats, maka beliau menjawab, "Dia adalah fusāun (buang angin yang tidak bersuara) atau dhurāthun (buang air yang bersuara)."

• ⑶ Hadīts 'Ali radhiyallāhu Ta'āla 'anhu

Tatkala 'Ali radhiyallāhu 'anhu bertanya dengan mengutus seseorang bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang cairan madzi maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab,

يغسل ذكره ويتوضأ

"Hendaknya dia mencuci kemaluannya dan berwudhū'." (HR. Abū Dawūd, An-Nasāi dan Bayhaqi)

• ⑷ Ijmā' para ulama bahwasanya air mani membatalkan wudhū'.

Dan dalil-dalil lain yang menjelaskan tentang batalnya wudhū' seseorang dari hal-hal yang keluar dari qubūl maupun dubur secara wajar.

◆ ⑵ Hal-hal yang keluar dengan tidak wajar (jarang terjadi)

Misal: keluarnya batu, ulat, belatung, darah wasir (ambeien)

Jumhūr (mayoritas) fuqaha dari kalangan Syāfi'iyyah, Hanāfiyyah dan Hanābilah berpendapat bahwa hal itu semua membatalkan wudhū'.

Kenapa? Karena sesuatu tadi itu keluar dari tempat keluarnya hadats/kotoran sehingga tidak terlepas dia akan keluar bersama kotoran walaupun sedikit.

■ Ada beberapa catatan tambahan yang perlu ditambahkan;

CATATAN TAMBAHAN ⑴
Bagaimana apabila buang angin keluar bukan dari dubur melainkan keluar dari qubūl? Dan ini banyak terjadi di kalangan wanita.

Jawaban:
Hal itu membatalkan wudhū'.

Dalil:
Ijmā', sebagaimana yang dinukil oleh Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd dan Ibnu Qudāmah.

Berdasarkan keumuman hadits, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,

لا تقبل صلاة من أحدث حتى يتوضأ قال رجل من حضرموت : ما الحدث يا ابا هريرة ؟ قال : فساء أوضراط

"Tidak diterima shalat seseorang yang hadats sampai dia berwudhū'."

Kemudian seseorang dari Hadramaut bertanya kepada Abū Hurairah: "Apa yang dimaksud dengan hadats, wahai Abū Hurairah?".

Maka beliaupun mengatakan: "Fusāun (buang angin yang tidak bersuara) atau dhurāthun (buang air yang bersuara)."
(HR Bukhari dari shahābat Abū Hurairah)

CATATAN TAMBAHAN ⑵
Buang air besar dan buang air kecil jika keluar tidak melalui qubūl maupun dubur, maka hukumnya juga termasuk hal yang membatalkan wudhū'.

Dalil:
Berdasarkan keumuman hadits, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,

وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ

"... Akan tetapi dari buang air besar, kencing maupun tidur." (HR Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

⇒ Maksudnya dalam hadits ini adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan rukhshah (keringanan) untuk tidak melepaskan khauf saat bersuci kecuali apabila terjadi 3 perkara yaitu buang air besar, kencing maupun tidur.

Dan disini keumuman hadīts, apabila seseorang keluar kencingnya atau buang air besarnya walaupun bukan dari dubur maupun qubūl maka batal wudhū'nya.

Adapun selain itu seperti darah atau nanah, jika keluar bukan dari qubūl maupun dubur maka dia tidak membatalkan wudhū' nya.

CATATAN TAMBAHAN ⑶
Tentang kelembaban yang terjadi di kemaluan wanita (ruthūbah farjil mar'ah)

Kelembaban ini banyak terjadi di kalangan wanita dan kelembaban tersebut berbeda-beda antara satu wanita dengan yang lain, ada yang sedikit dan ada yang banyak atau bahkan keluar menjadi cairan atau lendir.

Oleh karena itu, hal ini dijelaskan oleh Imām An-Nawawi di dalam Al-Majmū' Syarh Muhadzdzab tentang ruthūbah farjil mar'ah. Kata beliau,

"Ruthūbah farjil mar'ah adalah cairan putih yang wujudnya antara madzi dan keringat."

Dan disini hukumnya para ulama berbeda pendapat, diantara salah satu pendapatnya bahwasanya hukumnya sama dengan cairan yang keluar dari tubuh manusia yang wajar seperti keringat, maka hal itu tidaklah membatalkan wudhū'.

Pendapat ini dipilih oleh Imam Syāfi'i, Ibnu Hazm dan dikuatkan (dirajihkan) oleh Syaikh 'Utsaimin rahimahumullāh.

Dalil:
⑴ Bahwasanya tidak ada dalil, hadits atau riwayat yang sharih yang menjelaskan tentang batalnya wudhū' seseorang disebabkan ruthūbah (kelembaban) tersebut.

⑵ Bahwasanya hal ini terjadi secara alami dan hampir terjadi di semua wanita. Dan merupakan kesulitan yang besar dan masyaqqah apabila seorang wanita harus senantiasa berwudhū' apabila terjadi kelembaban di dalam kemaluannya.

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

● PEMBATAL KEDUA ●

قال المصنف:
((والنوم على غير هيئة المتمكن ))

((Tidur pada posisi yang tidak kokoh))

⇒ Maksudnya posisi selain posisi duduk, maka itu membatalkan wudhū'.

Dalil:
⑴ Sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,

العينان وكاء السه ، فإذا نامت العينان استطلق الوكاء ، ومن نام فليتوضأ (رواه : ابو داود ر ابن ماجه)

"Kedua mata adalah pengikat dubur, apabila kedua mata itu tertidur maka pengikat itu akan lepas. Maka barangsiapa yang tertidur maka hendaknya dia berwudhū'."
(HR Abū Dāwud dan Ibnu Majah dari shahābat Mu'āwiyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu)

⑵ Namun disana ada riwayat yang lain yang menjelaskan bahwasanya para shahabat tertidur tatkala menunggu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk melaksanakan shalat berjama'ah namun mereka tidak berwudhū'.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau mengatakan,

كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم يَنَامُونَ ثُمَّ يُصَلُّونَ وَلاَ يَتَوَضَّؤُونَ

"Mereka para shahabat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tertidur kemudian bangkit untuk melaksanakan shalat dan mereka tidak berwudhū'." (HR Muslim)

Disini menggabungkan 2 hadits tersebut diatas bahwasanya ini adalah dalam tidur yang ringan dan posisi yang duduk, maka seseorang tidak batal wudhū' nya.

Akan tetapi apabila tidur yang pulas & panjang dan juga tidur pada posisi selain posisi duduk maka dia membatalkan wudhū' (Dan ini adalah pendapat jumhur).

● PEMBATAL KETIGA ●

قال المصنف:
((وزوال العقل بسكر أو مرض))

((Hilangnya akal disebabkan karena mabuk atau karena penyakit))

Termasuk didalamnya adalah seorang yang pingsan yang kemudian hilang akalnya atau dibius maka hal-hal tersebut membatalkan wudhū' seseorang.

Kita akan lanjutkan pada halaqah berikutnya tentang pembatal-pembatal wudhū' yang lainnya dan in syā Allāh Ta'āla, Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan kita dalam menuntut ilmu.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________

BERSAMBUNG...

Rekaman Tausiyah dan Tanya Jawab

Bismillah..

Play List (Daftar Putar) Tausiyah Singkat & Tanya Jawab para Ustadz/Da'i Ahlus Sunnah wal Jama'ah on YouTube :

1. Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlJjX8Cn3OXWiPuUazOwHvy

2. Ust. Abdullah Taslim, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxl63kWDtgLkRySz3e9Z6v2H

3. Ust. Abdullah Zaen, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmH64jthsTmp-KwdL5TzyuG

4. Ust. Abdurrahman Thayyib, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmXUzaiFIcxQn8SBxxXxtRH

5. Ust. Abu Haidar As-Sundawiy , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlo3l0IQfjkAl4w85fUavX0

6. Ust. Abu Ihsan Al-Maidaniy, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlRqo1J71Sh3ovm0V3AAoML

7. Ust. Abu Qotadah , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmPlhFnJHqkaejxeA3xfEr0

8. Ust. Abu Sa'ad Muhammad Nur Huda, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxn1kyLUI1grKDfOgW4ZfA_S

9. Ust. Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawiy , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxm28meGA8-yUBQcDGKwzB1F

10. Ust. Abu Usamah, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxn3PVy1qaLSycIVsvSE9aFQ

11. Ust. Abu Yahya Badru Salam, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlWCw324RcfCRpLgaBBNztS

12. Ust. Abu Ya'la Kurnaedi, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxm0ZzSA_zeq7VdwaSKM7d5d

13. Ust. Abu Zubair Al-Hawariy, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnd2VpdwMhbKzD8RC35u17U

14. Ust. Afifi Abdul Wadud, BA , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnb7ZsuEOKu717CVD15XPbS

15. Ust. Abu Fairuz Ahmad Ridwan, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxkRfD0zhBnyzxmOeoepCMHZ

16. Ust. Ahmad Zainuddin, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmUBXfTFnE8ic2jLnKm6-BB

17. Ust. Aris Munandar , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxma1iWP_xyC2YNIf0KgzDFW

18. Ust. Askar Wardhana, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnEaCMLoyKxxuS4QicZJ8Fs

19. Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxkgGwymYIRbcBycFVULqTzD

20. Ust. Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxk5_XbUD1QChFLX4NtV3Kqq

21. Ust. Dr. Anas Burhanuddin, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlc1XwMFRMq1mPFXUHefRZK

22. Ust. Dr. Erwandi Tarmizi, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnNRHfUhRqcHtpZkultVVY_

23. Ust. Dr. Khalid Basalamah, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxniawRkaB3lcIuKFPH50E5I

24. Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmuUPi5mS9BGeQB0bFITqGm

25. Ust. Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmcVWrnwlb1-OzWgO967sV7

26. Ust. Dr. Sufyan Fuad Basweidan, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmWKA3g6oCRga6KvKo_Nd_H

27. Ust. Dr. Syafiq Reza Basalamah, M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxk8y0Ts1hUVnoKoF5VTTRZh

28. Ust. Fachriy Permana , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxn2efloMaAq2PNAqtHzkP8B

29. Ust. Fadlan Fahamsyah, Lc. M.H.I , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmFanFq5QLB9EabBXLrdH8A

30. Ust. Fariq Gasim Anuz , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmypghNcBVRgM0I-Zdw_M37

31. Ust. Firanda Andirja, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmEkqLV7TlOdFRrcOu2T82d

32. Ust. Fuad Hamzah Baraba', Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxm9umzaCQ-GyaOZpvoEl0N9

33. Habib. Ust. Salim Muhdor, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnLDyO05eI2UtbDEjxVbSqG

34. Ust. Khalid Syamhudi, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxnwvHk8n5_h237duduNr54S

35. Ust. Mahfuzh Umriy, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmk31v141ice25D7eF1Si4r

36. Ust. Ma'ruf Nur Salam, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxniXwPnSHJjyhdlM9CUaVbn

37. Ust. Maududi Abdullah, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmDS3K56iwZzYliAtJhkFuG

38. Ust. Mizan Qudsiyah, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxkUj3TrCOmTuPwwt6W_qeXP

39. Ust. Mubarak Bamu'alim, Lc. M.H.I , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxksflzo8LbJhXrWoZ10VgOw

40. Ust. Muhammad Elvi Syam, Lc. M.A , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlkNw-sypbRXniFzSa8Rtv0

41. Ust. Muhammad Yassir, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxl6_IfUQ2qsQeSTyqCwTw-8

42. Ust. Muhtarom Abdul Aziz , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxlXcV6hwhFbAi7fMJTRRgWX

43. Ust. Riyadh Bajrey, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxntFd52GxraPzu12BZQqwFY

44. Ust. Subhan Bawazier , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxkNJaCWOdkjkF91mx4oD2wR

45. Ust. Sulam bin Mustareja , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxns3lOVo4M0xdZrmfs-3BVZ

46. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxl-ppfmTdNkIakJyFXvVZhk

47. Ust. Zaenal Abidin bin Syamsuddin, Lc. , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxmSzcIgqHckg34T_15DO9gX

48. Ust. Muflih Safitra , https://www.youtube.com/playlist?list=PL9glyrVzhyxl-0BqYcfwIcc8CC6GlmA-h