Dec 30, 2019

Wanita Sholehah, penyayang, perhatian


Mari, biasakan mencium anak2 kita

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 20 Rabi’ul Akhir 1441 H / 17 Desember 2019 M
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Ath-Athibbāi
🔊 Halaqah 33 | Mencium Anak Kecil
⬇ Download audio: bit.ly/TarbiyatulAbna-33
~~~~~~~~~~~~

*MENCIUM ANAK KECIL (تقبيل الصغير)*


بسم اللّه الرحمن الرحيم 
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، ولاحول ولا قوة إلا بالله أما بعد 

Ma'asyiral mustami'in, para pemirsa rahīmakumullāh.

Ini adalah pertemuan kita yang ke-33 dari kitāb  Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Al Athibbāi tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīzhahullāh. 


▪︎ MENCIUM ANAK KECIL (تقبيل الصغير)

Disyariatkan bahkan dianjurkan bagi orang tua untuk mencium anak-anaknya baik anak laki-laki maupun wanita. 

Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mencium puterinya Fatimah radhiyallāhu 'anhā. Demikian pula Abū Bakar Ash Shiddīq yang mencium puterinya Aisyah radhiyallāhu 'anhā.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadīts yang diriwayatkan oleh Al Bukhāri dari sahabat Al Bara bin Azib radhiyallāhu 'anhu.

Beliau berkata :  

_Saya masuk bersama Abū Bakar menemui keluarganya, dan di sana ada Aisyah yang sedang berbaring sakit demam. Lalu aku melihat bapaknya yang mencium pipinya dan berkata, "Bagaimana keadaanmu wahai puteriku?"_

⇒ Ini menunjukkan bahwa Abū Bakar Ash Shiddīq mencium puterinya Aisyah radhiyallāhu 'anhā.

Ulama mengatakan bahwa Aisyah waktu itu masih kecil belum baligh dan masuknya sahabat Al Bara bin Azib menemui keluarga Abū Bakar sebelum turunnya ayat tentang hijab.

Hadīts lain dari sahabat Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata :

_"Kami dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam datang kerumah Abū Saif Al Qayyin, ia adalah bapak susuan bagi Ibrăhīm, kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengambil Ibrāhīm lalu beliau menciumnya."_

(Hadīts shahīh riwayat Imam Al Bukhāri)

Para ulama menjelaskan bahwa ibu susu Ibrāhīm bernama Ummu Bursah binti Al Mundzir dan dia bukan Halimah Sa'diah (Wallāhu A'lam)

Juga hadīts lain dari Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu beliau menceritakan : 

_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mencium Al Hasan bin Āli dan di sisi Beliau ada Al Aqra bin Habis At Tamimi sedang duduk. Al Aqra berkata, "Aku mempunyai sepuluh anak, tidak ada satu pun di antara mereka yang pernah aku cium." Lalu Rasūlullāh melirik kepadanya dengan berkata, "Siapa saja yang tidak menyayangi tidak akan disyangi."_

(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri dan Muslim) 

Itulah anjuran agar orang tua mencium putra putrinya yang masih kecil dan itu juga yang dilakukan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para sahabat radhiyallāhu ' anhum.

Hendaklah kita mencontoh mereka dan ini merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang orang tua kepada putra-putrinya yang di bentuk sejak kecil.

Demikian semoga bermanfaat.

Wallāhu A'lam bishawāb. 

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______________


Dec 4, 2019

Menjaga Shalat Malam Secara Konsisten


يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

 


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari no. 1152)

Saudaraku, hadits diatas larangan dan celaan terhadap ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash kerena meninggalkan amalan shalat malam yang pernah dilakukan terus menerus secara konsisten. Rasulullah ingin menyampaikan pesan kepada Beliau bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan.

Saudaraku, amalan yang konsisten akan terus mendapat pahala. Berbeda dengan amalan yang dilakukan sesekali saja, meskipun jumlahnya banyak, maka ganjarannya akan terhenti pada waktu dia beramal. Bayangkan jika amalan tersebut dilakukan terus menerus, maka pahalanya akan terus ada walaupun amalan yang dilakukan sedikit.

 HR. Bukhari, No : 1152