Feb 2, 2016

Jalan Menuju Kebahagiaan

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 26 Rabi'ul Awwal 1437 H / 06 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 1 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/0e7vdS

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 1 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله، نحمدُه ونستغفره ونستعينه ونستهديه ونعوذُ بالله من شرورِ أنفسنا ومن سيئاتِ أعمالنا، من يهْدِ اللهُ فلا مضِلَّ له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد أنْ لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه، لا نبي بعده.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

أم بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار 

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Segala puji dan syukur wajib senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas segala limpahan karunia, kenikmatan dan kemudahan yang Allāh berikan kepada kita.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, imam kita, suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam dan juga keluarganya, serta seluruh shahābat Beliau tanpa terkecuali dan juga pada pengikut Beliau yang setia hingga akhir zaman kelak.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas tentang "Hal-Hal Yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan Seorang Hamba".

Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah berfirman dalam Al Qurān yang artinya:

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِى كَبَدٍ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan bersusah payah."

(QS Al Balad: 4)

Dalam menjalani kehidupan di atas muka bumi ini, penuh kepayahan yang kita hadapi.

Bersusah payah dalam menghadapi godaan syaithan, dalam bekerja dan dalam berbagai macam urusan.

Oleh karenanya, seseorang terkadang bergembira dan terkadang bersedih; terkadang dia bisa menguasai urusannya; terkadang dia terkapar/tersungkur di hadapan permasalahan yang dia hadapi.

Demikianlah kondisi manusia, senantiasa dalam keadaan bersusah payah.

Dan tidak ada istirahat yang hakiki kecuali di akhirat (surga)

Selama dia masih di dunia maka dia akan menghadapi pernak-pernik kehidupan yang akan menimpa/mengganggu dirinya.

Dan tidak ada kehidupan yang benar-benar indah secara total kecuali di akhirat.

Terlebih-lebih lagi seorang yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dimana Allāh sudah menjanjikan bahwasanya orang-orang yang beriman pasti akan diuji.

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُم‌ۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ

"Apakah kalian menyangka akan masuk surga, sementara belum datang kepada kalian ujian yang pernah menimpa orang-orang sebelum kalian, mereka ditimpa dengan kesulitan, dengan kemudharatan, bahkan diguncang oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla (dengan bermacam-macam cobaan)."

(QS Al Baqarah: 214)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ

"Dan sungguh benar-benar Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan (kekhawatiran), kelaparan, ujian dalam hal ekonomi (sulitnya/kurangnya pemasukan), jiwa dan buah-buahan."

(QS Al Baqarah: 155)

Demikianlah kondisi seorang yang beriman; semakin beriman seseorang maka akan semakin banyak ujian yang menimpanya.

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ،

"Sesungguhnya yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian selanjutnya, dan selanjutnya."

(HR Ahmad dan At Tirmidzi, hadits shahih)

Seorang diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla berdasarkan kadar keimanannya.

Sampai-sampai Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh Ta'āla pernah berkata yang menggambarkan betapa banyak ujian yang menimpa beliau rahimahullahu ta'ala, yaitu:

◆ محنُ الزَّمانِ كثيرة ٌ لا تنقضي, وسرورهُ يأتيكَ كالأعيادِ

◆ Sesungguhnya ujian zaman datang terus tidak berhenti (silih berganti). Dan kegembiraan datang sesekali sebagaimana sesekalinya datangnya hari lebaran.

⇒ Ini gambaran yang pernah di ungkapkan oleh Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh, dimana begitu banyak ujian yang beliau hadapi.

Oleh karenanya, kita dapati ternyata seorang mu'min yang benar-benar beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah orang yang berbahagia.

Meskipun banyak ujian yang menghadapinya, banyak tantangan dan banyak susah payah yang dia alami.

Kenapa?

Karena dia menghadapi semua itu dengan keimanan dan ketakwaan.

Dia bisa mengkondisikan dirinya dalam menghadapi kondisi-kondisi berat dalam kehidupan ini.

Oleh karenanya, yang menjadi patokan kebahagiaan bukanlah banyaknya harta dan bukan juga sehatnya tubuh, tapi apa yang ada di hati.

Jika seseorang hatinya tentram, maka itulah orang yang berbahagia.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
-------------------------------------------------------------------
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 01 Rabi'ul Akhir 1437 H / 11 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 2 dari 5)
⬇️ Download Audio:  https://goo.gl/KVaYMw

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KABAHAGIAAN (BAGIAN 2 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwani fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyebutkan beberapa point yang bisa menenangkan hati dan membahagiakan kita dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan yang tidak mungkin kita hindari.

Diantaranya:

■ SEBAB PERTAMA | KETAKWAAN KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA.

Takwa merupakan kalimat yang kita semua sudah hafal, tapi bukan kalimat yang sederhana, melainkan kalimat yang indah, tinggi dan butuh pembuktian.

Semua orang bisa mengucapkannya, tapi bagaimana kita mewujudkan ketakwaan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menjanjikan:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)

"Barangsiapa bertakwa kepada Allāh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allāh niscaya Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allāh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allāh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” 

(QS Ath Thālaq: 2-3)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” 

(QS An Nahl: 97)

Oleh karenanya, tidak diragukan bahwasanya ketakwaan merupakan sumber kebahagiaan.

Lalu, bagaimana kita meraih ketaqwaan ini?

(Yaitu) Dengan banyak beramal shalih seperti: puasa, baca Al Qurān, shalat malam, bershadaqah. Ini merupakan bukti-bukti takwa.

Dan semua sebab-sebab yang akan saya sebutkan dari hal-hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan, dari poin kedua dan seterusnya merupakan rincian dari ketaqwaan (dimana) semuanya kembali kepada ketaqwaan.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Diantara perkara yang penting dalam masalah ketakwaan adalah,

● BERIMAN KEPADA TAKDIR ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

Ini adalah perkara yang sangat utama, sangat urgen dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan ini; musibah, ujian, kesusah-payahan.

Yang kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tatakala ditanya oleh malaikat Jibril: "Kabarkanlah kepadaku tentang iman."

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Engkau beriman kepada Allāh, kepada rasul-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada hari akhirat dan engkau beriman kepada takdir, takdir yang baik maupun yang buruk."

Beriman dengan keyakinan yang pasti bahwasanya segala yang terjadi, yang baik maupun yang buruk, semuanya atas kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan beriman bahwasanya di balik apa yang Allāh tetapkan itu ada hikmah yang mungkin kita tahu ataupun mungkin tidak kita ketahui.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Orang yang mudah marah/emosi berarti imannya kepada takdir kurang.

Rukun iman ada enam (rukun ke-6 adalah Beriman Kepada Takdir) dan kita semua sudah hafal. Tetapi bagaimana menerapkan iman kepada takdir tersebut.

Oleh karenanya, sangat sedih tatkala kita melihat ada seseorang yang penampilannya, mā syā Allāh, islami, tetapi kemudian baru ada masalah sedikit lalu langsung ngamuk/marah-marah.

Mana iman kepada takdir? Mana bab tentang bersabar (dalam kitab Tauhid)?

(Karena) Sabar merupakan praktek dari tauhid, sehingga orang yang tidak sabar berarti tauhidnya dipertanyakan, keimanannya kepada takdir dipertanyakan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ شَرٌّ۬ لَّكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

"Bisa jadi engkau membenci suatu perkara dan Allāh menjadikan kebaikan yang banyak pada perkara yang kau benci tersebut. Bisa jadi kau membenci sesuatu, ternyata itu lebih baik bagimu. Dan bisa jadi kau mencintai sesuatu, ternyata itu buruk bagimu. Allāh mengetahui dan kalian tidak mengetahui."

(QS Al Baqarah: 216)

Ini perkara yang kelihatannya sepele tapi berpengaruh dalam masalah kebahagiaan.

Orang yang beriman kepada takdir dengan tenang maka dia akan qāna'ah, dia akan menerima apa yang Allāh takdirkan kepada dia; jika terkena musibah maka bersabar, jika mendapatkan kebaikan maka tidak 'ujub.

Yang ini semua berkaitan dengan ketakwaan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَہۡدِ قَلۡبَهُ ۥ‌ۚ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allāh. Barangsiapa yang beriman kepada Allāh, maka Allāh akan berikan hidayah kepada hatinya."

(QS At Taghābun: 11)

Seorang Salaf (Alqamah) menafsirkan ayat ini mengatakan:

هو الرجل تصيبه المصيبة فيعلم أنها من قضاء الله، فيرضى بها ويسلم

"Yaitu seorang yang terkena musibah, kemudian dia mengetahui bahwasanya musibah tersebut dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka dia ridhā dan dia menyerahkan urusannya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Sebagaimana ketakwaan merupakan sumber dari segala kebahagiaan, maka sebaliknya, maksiat merupakan sumber dari segala kesengsaraan.

Kata Allah Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

"Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al Qurān), maka bagi dia kehidupan yang sempit." (QS Thāhā: 124)

⇒ Maka bagi dia kehidupan yang penuh dengan kesulitan, penderitaan (hatinya menderita).

Bisa jadi hartanya banyak, memiliki rumah yang mewah dan luas, akan tetapi hatinya sempit.

Kenapa? Karena maksiat yang dia lakukan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَآ أَصَـٰبَڪُم مِّن مُّصِيبَةٍ۬ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ

"Dan tidak ada satu musibahpun yang menimpa kalian kecuali akibat perbuatan kalian."

(QS Asy Syūrā: 30)

⇒ Artinya, banyak orang yang heran tatkala mereka terkena musibah, mereka mengatakan: "Darimana musibah ini?"

Terkadang orang lupa, "Kenapa saya mendapat musibah? Kenapa saya begini?"

Dia lupa bahwasanya dia terjerumus dalam kemaksiatan, padahal segala maksiat yang dia lakukan merupakan sumber kesengsaraan dalam hatinya.

Bahkan para ulama menyebutkan:

"Bahkan pandangan haram yang kita umbarkan dengan melihat aurat wanita yang tidak halal bagi kita, sengaja kita berlezat-lezat melihat hal yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, itu adalah sumber kesengsaraan bagi hati seseorang."

Karenanya Ibnul Qayyim menyebutkan:

"Segala kesedihan, gundah gulana, kekhawatiran yang menimpa hati seseorang, itu merupakan hukuman yang Allāh segerakan bagi seseorang dan merupakan neraka Jahannam yang Allāh segerakan di dunia ini."

Seseorang yang ingin berbahagia, hindarkan kemaksiatan sebisa mungkin, jauhkan kemaksiatan, dan bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena seluruh kesengsaraan, seluruh kegelisahan hati, kembalinya kepada kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
------------------------------------------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 01 Rabi'ul Akhir 1437 H / 11 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 2 dari 5)
⬇️ Download Audio:  https://goo.gl/KVaYMw

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KABAHAGIAAN (BAGIAN 2 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwani fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyebutkan beberapa point yang bisa menenangkan hati dan membahagiakan kita dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan yang tidak mungkin kita hindari.

Diantaranya:

■ SEBAB PERTAMA | KETAKWAAN KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA.

Takwa merupakan kalimat yang kita semua sudah hafal, tapi bukan kalimat yang sederhana, melainkan kalimat yang indah, tinggi dan butuh pembuktian.

Semua orang bisa mengucapkannya, tapi bagaimana kita mewujudkan ketakwaan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menjanjikan:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)

"Barangsiapa bertakwa kepada Allāh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allāh niscaya Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allāh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allāh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” 

(QS Ath Thālaq: 2-3)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” 

(QS An Nahl: 97)

Oleh karenanya, tidak diragukan bahwasanya ketakwaan merupakan sumber kebahagiaan.

Lalu, bagaimana kita meraih ketaqwaan ini?

(Yaitu) Dengan banyak beramal shalih seperti: puasa, baca Al Qurān, shalat malam, bershadaqah. Ini merupakan bukti-bukti takwa.

Dan semua sebab-sebab yang akan saya sebutkan dari hal-hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan, dari poin kedua dan seterusnya merupakan rincian dari ketaqwaan (dimana) semuanya kembali kepada ketaqwaan.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Diantara perkara yang penting dalam masalah ketakwaan adalah,

● BERIMAN KEPADA TAKDIR ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

Ini adalah perkara yang sangat utama, sangat urgen dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan ini; musibah, ujian, kesusah-payahan.

Yang kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tatakala ditanya oleh malaikat Jibril: "Kabarkanlah kepadaku tentang iman."

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Engkau beriman kepada Allāh, kepada rasul-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada hari akhirat dan engkau beriman kepada takdir, takdir yang baik maupun yang buruk."

Beriman dengan keyakinan yang pasti bahwasanya segala yang terjadi, yang baik maupun yang buruk, semuanya atas kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan beriman bahwasanya di balik apa yang Allāh tetapkan itu ada hikmah yang mungkin kita tahu ataupun mungkin tidak kita ketahui.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Orang yang mudah marah/emosi berarti imannya kepada takdir kurang.

Rukun iman ada enam (rukun ke-6 adalah Beriman Kepada Takdir) dan kita semua sudah hafal. Tetapi bagaimana menerapkan iman kepada takdir tersebut.

Oleh karenanya, sangat sedih tatkala kita melihat ada seseorang yang penampilannya, mā syā Allāh, islami, tetapi kemudian baru ada masalah sedikit lalu langsung ngamuk/marah-marah.

Mana iman kepada takdir? Mana bab tentang bersabar (dalam kitab Tauhid)?

(Karena) Sabar merupakan praktek dari tauhid, sehingga orang yang tidak sabar berarti tauhidnya dipertanyakan, keimanannya kepada takdir dipertanyakan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ شَرٌّ۬ لَّكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

"Bisa jadi engkau membenci suatu perkara dan Allāh menjadikan kebaikan yang banyak pada perkara yang kau benci tersebut. Bisa jadi kau membenci sesuatu, ternyata itu lebih baik bagimu. Dan bisa jadi kau mencintai sesuatu, ternyata itu buruk bagimu. Allāh mengetahui dan kalian tidak mengetahui."

(QS Al Baqarah: 216)

Ini perkara yang kelihatannya sepele tapi berpengaruh dalam masalah kebahagiaan.

Orang yang beriman kepada takdir dengan tenang maka dia akan qāna'ah, dia akan menerima apa yang Allāh takdirkan kepada dia; jika terkena musibah maka bersabar, jika mendapatkan kebaikan maka tidak 'ujub.

Yang ini semua berkaitan dengan ketakwaan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَہۡدِ قَلۡبَهُ ۥ‌ۚ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allāh. Barangsiapa yang beriman kepada Allāh, maka Allāh akan berikan hidayah kepada hatinya."

(QS At Taghābun: 11)

Seorang Salaf (Alqamah) menafsirkan ayat ini mengatakan:

هو الرجل تصيبه المصيبة فيعلم أنها من قضاء الله، فيرضى بها ويسلم

"Yaitu seorang yang terkena musibah, kemudian dia mengetahui bahwasanya musibah tersebut dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka dia ridhā dan dia menyerahkan urusannya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Sebagaimana ketakwaan merupakan sumber dari segala kebahagiaan, maka sebaliknya, maksiat merupakan sumber dari segala kesengsaraan.

Kata Allah Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

"Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al Qurān), maka bagi dia kehidupan yang sempit." (QS Thāhā: 124)

⇒ Maka bagi dia kehidupan yang penuh dengan kesulitan, penderitaan (hatinya menderita).

Bisa jadi hartanya banyak, memiliki rumah yang mewah dan luas, akan tetapi hatinya sempit.

Kenapa? Karena maksiat yang dia lakukan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَآ أَصَـٰبَڪُم مِّن مُّصِيبَةٍ۬ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ

"Dan tidak ada satu musibahpun yang menimpa kalian kecuali akibat perbuatan kalian."

(QS Asy Syūrā: 30)

⇒ Artinya, banyak orang yang heran tatkala mereka terkena musibah, mereka mengatakan: "Darimana musibah ini?"

Terkadang orang lupa, "Kenapa saya mendapat musibah? Kenapa saya begini?"

Dia lupa bahwasanya dia terjerumus dalam kemaksiatan, padahal segala maksiat yang dia lakukan merupakan sumber kesengsaraan dalam hatinya.

Bahkan para ulama menyebutkan:

"Bahkan pandangan haram yang kita umbarkan dengan melihat aurat wanita yang tidak halal bagi kita, sengaja kita berlezat-lezat melihat hal yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, itu adalah sumber kesengsaraan bagi hati seseorang."

Karenanya Ibnul Qayyim menyebutkan:

"Segala kesedihan, gundah gulana, kekhawatiran yang menimpa hati seseorang, itu merupakan hukuman yang Allāh segerakan bagi seseorang dan merupakan neraka Jahannam yang Allāh segerakan di dunia ini."

Seseorang yang ingin berbahagia, hindarkan kemaksiatan sebisa mungkin, jauhkan kemaksiatan, dan bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena seluruh kesengsaraan, seluruh kegelisahan hati, kembalinya kepada kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

-----------------------------------------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 02 Rabi'ul Akhir 1437 H / 13 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 3 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/HG3skf

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 3 DARI 5)

بسم الله الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwānī fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyākum,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyebutkan beberapa point yang bisa menenangkan dan membahagiakan hati kita dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan yang tidak mungkin kita hindari.

Saya akan lanjutkan beberapa perincian hal-hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan:

■ SEBAB KEDUA | BERBUAT IHSAN (BERBUAT BAIK) KEPADA ORANG LAIN

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۭ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang memerintahkan (manusia) untuk bershadaqah atau berbuat ma'ruf (kebaikan) atau mendamaikan manusia (yang bersengketa).

Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mengharapkan keridhaan Allāh, maka kelak Kami akan memberi kepadanya ganjaran (pahala) yang besar."

(QS An Nisā: 114)

Syaikh Nāshir As Sa'diy mengatakan (demikian juga dengan Ibnul Qayyim rahimahullāh):

"Diantara ganjaran yang besar yang Allāh berikan kepada orang yang berbuat baik kepada orang lain adalah kebahagiaan."

Karenanya, tatkala ada seseorang yang datang menemui Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan mengeluh tentang kerasnya hatinya dan ia ingin hatinya menjadi lembut, kata Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam:

إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِيْنَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمِ اْلمـِسْكِيْنَ وَ امْسَحْ رَأْسَ اْليَتِيْمِ

"Kalau engkau ingin hatimu lembut maka berilah makan kepada fakir miskin dan usapkanlah tanganmu di atas kepala anak yatim (berbuat baik kepada orang)."

(HR Ahmad: II/ 263, 387 dan Ath Thabrāniy di dalam Mukhtashar Makārim Al Akhlaq. Berkata Asy Syaikh Al Albāniy: Hasan)

Orang yang menyibukkan dirinya memikirkan (kesusahan) orang lain maka Allāh akan berikan kebahagiaan kepada dia.

Kenapa?

Karena dia sibuk memikirkan hamba-hamba Allāh, lalu bagaimana Allāh tidak memperhatikannya?

Dia sibuk memperhatikan hamba-hamba Allāh yang miskin, yang kekurangan, sehingga anak yatim dia santuni, fakir miskin dia berikan makanan, ada orang bersengketa dia berusaha meng-islah-kan.

Ini adalah sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan.

Kenapa?

Karena dia telah merelakan sebagian waktunya dan sebagian hartanya untuk bisa memikirkan hamba-hamba Allāh yang benar-benar kekurangan.

Orang seperti ini sangat berhak untuk mendapatkan kebahagiaan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling memikirkan orang lain.

Tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam didatangi oleh malaikat Jibrīl, kemudian Beliau pulang ke rumah untuk menemuhi Khadījah dengan dalam keadaan takut, Beliau mengatakan:

"Ada sesuatu yang menimpa diriku."

Kata Khadījah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā:

"Bergembiralah wahai suamiku, Allāh tidak akan menghinakan engkau selamanya.

Engkau senantiasa menyambung silaturahmi, engkau senantiasa jujur dalam berkata dan engkau senantiasa bekerja untuk diberikan kepada orang yang tidak mampu.

Engkau bantu orang yang belum bisa mandiri, engkau menjamu tamu dan engkau senantiasa membantu orang-orang yang terkena musibah.

Orang seperti engkau tidak akan celaka, selamanya tidak akan celaka."

Karena sifat dasar Nabi sejak sebelum diangkat menjadi Nabi yaitu memperhatikan orang lain maka begitu tegarnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala ditimpa dengan berbagai macam ujian yang Allāh berikan, yaitu: dihina , diusir, dan hendak dibunuh, sehingga Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bisa menjalaninya dengan penuh kebahagiaan.

Kenapa?

Karena diantara sifat utama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah memperhatikan orang lain.

■ SEBAB KETIGA | MENUNTUT ILMU

Ikhwānī fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyākum,

Diantara hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan adalah menuntut ilmu (menghadiri majelis ilmu).

Kita tahu bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu masjid Allāh, kemudian mereka membacakan ayat-ayat Allāh lalu mereka mempelajari isi dari kandungan ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan."

(HR Muslim)

Majlis yang seperti ini adalah majlis yang mendatangkan kebahagian, yaitu turunnya ketenangan, dimana Allāh akan menurunkan rahmatnya kepada mereka dan akan diliputi oleh malaikat.

Kemudian sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ »

“Sesungguhnya Allāh dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia.”

(HR At Tirmidzi (no. 2685) dan Ath Thabrāni dalam Al Mu’jamul Kabīr (no. 7912))

Luar biasa ikhwan !

Kita ini banyak dosa, banyak maksiat, banyak omong, banyak memandang dan mendengar yang tidak-tidak.

Seandainya kita belajar (menuntut ilmu), maka ada kesempatan bagi kita untuk dido'akan oleh para malaikat penghuni langit dan dido'akan oleh para penghuni bumi agar kita diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kemudian diantara sebab-sebab kebahagiaan, yaitu:

■ SEBAB KEEMPAT | KONSENTRASI DENGAN PEKERJAAN HARI INI

Konsentrasi dengan pekerjaan kita hari ini dan jangan terlalu khawatir dengan perkara yang akan datang dan jangan bersedih dengan masa yang lalu.

Kekhawatiran (kesedihan) dengan suatu yang akan datang dalam bahasa arab disebut dengan "al ham", dan kesedihan yang berkaitan dengan masa lalu disebut dengan "al huzn".

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ

"Ya Allāh, aku berlindung kepada Engkau dari kekhawatiran masa depan yang menimbulkan kesedihan (hammi) dan dari perkara yang lalu yang menimbulkan kesedihan (hazn)."

Kita konsentrasi dengan yang kita lakukan sekarang ini, jangan sampai kita tidak melakukannya dengan baik.
Adapun perkara ke depan kita boleh berencana tapi jangan terlalu menyedihkan kita dan membuat kita khawatir.

Kita harus konsentrasi yang ada di depan kita dan jangan sampai melakukan dengan tidak baik.

Karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ

"Hendaknya engkau bersemangat untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi engkau dan mintalah pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan jangan kau lemah."

(HR Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya)

Jangan merasah, "Ah, tidak mungkin, tidak mungkin,"

Jangan! Bismillāh, jangan menyerah!

Ada usaha, rencanakan kegiatan, kerjakan dengan konsentrasi amalan yang ada di hadapan kita, kerjakan dengan baik.

Dan jika engkau sudah berusaha kemudian salah dan terjadi musibah atau ternyata rugi, bangkrut, maka jangan katakan:

"Seandainya saya begini tentu akan begini."

Karena "seandainya-seandainya" itu akan membuka pintu-pintu syaithan.

Sampai sebagian ulama  mengatakan:

"Bersedih (terlalu memikirkan) karena masa lalu adalah perbuatan kebodohan."

Kenapa?

Karena tidak mungkin dia mengembalikannya lagi, sudah mustahil, sudah hilang.

Yang telah lalu biarlah berlalu, jadi pelajaran bagi kita.

Adapun kemudian bersedih dan terus menangis sehingga tidak bisa bergerak karena terlalu diliputi dengan kesedihan maka ini adalah orang yang bodoh dan dia telah dikuasai oleh syaithān.

Kita berjalan, kerjakan apa yang ada di hadapan kita dan kita husnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kalau kita berusaha, maka Allāh akan berikan jalan yang baik di hadapan kita, berusaha dan bertaqwa.

Tatkala kita sudah menjalankan sebab-sebab seperti ini, serius dalam bekerja, kemudian bertaqwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan kebahagiaan.

Sehingga jika terjadi sesuatu, hati kita akan lapang.

Yang menjadi masalah kalau kita malas kemudian ditimpa musibah, sehingga berkata:

"Aduh, karena memang saya kemarin begini, kenapa kemarin begini."

Akhirnya datang syaithān kemudian menjadikan kita gelisah.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

-----------------------------------------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 08 Rabi'ul Akhir 1437 H / 18 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 4 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/0fRi9F

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 4 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwāni fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Kemudian diantara sebab-sebab kebahagiaan atau hal-hal yang bisa ditempuh oleh seseorang untuk meraih kebahagiaan:

■ SEBAB KELIMA | BANYAK MENGINGAT ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ

"Orang-orang yang beriman dan tenang hati mereka karena berdzikir kepada Allāh. Ketahuilah, dengan mengingat Allāh akan tenang hati-hati ini."

(QS Ar Ra'd: 28)

Ini adalah perkara ibadah yang ringan akan tetapi banyak orang tidak mengerjakannya.

Lagi mengendarai mobil maka berdzikirlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla sambil di renungkan maknanya.

سُبْحَانَ اللّهُ

"Maha suci Allāh."

اَلْحَمْدُلِلّهِ

"Segala puji hanya untuk Allāh (atas segala nikmat yang Allāh berikan kepadaku)."

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ

"Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allāh."

لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ

“Tidak ada daya (untuk menghindarkan diri dari maksiat) dan tidak ada kekuatan (untuk melaksanakan ketaatan) selain dengan pertolongan Allāh.”

Kenapa kita malas berdzikir? Padahal pahalanya banyak sekali.

Diantara bentuk dzikir (mengingat Allāh) adalah membaca Al Qurān.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٌ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَشِفَآءٌ۬ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ

"Wahai manusia, telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian dan obat bagi penyakit hati kalian."

(QS Yūnus: 57)

Membaca Al Qurān juga bisa menenangkan hati, menghilangkan stres dan mendatangkan kebahagiaan.

Buatlah jadwal membaca Al Qurān untuk membantu, misalnya 1 hari 1 halaman, atau kalau mau lebih rajin 1 hari 2 halaman atau seperempat juz.

Oleh karenanya, di antara doa penghilang kesedihan adalah:

أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.

"Ya Allāh, aku minta kepada Engkau agar menjadikan Al Qurān sebagai penyejuk hatiku dan cahaya bagi dadaku dan menghilangkan kesedihanku dan menghilangkan kegelisahanku."

(HR Ahmad 1/391, dishahihkan oleh Al Albāni)

Ikhwani fillah 'azaniyallāhu wa iyyakum,

Diantara hal-hal yang bisa membawakan kebahagiaan adalah :

■ SEBAB KEENAM | BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG YANG SHALIH

Yaitu:

• Orang-orang yang kalau kita lihat, maka mengingatkan kita kepada akhirat.

• Orang-orang yang kalau kita salah, maka menegur kita.

• Orang-orang yang tatkala melihat kita, maka dia berusaha agar kita mendapatkan kebaikan.

• Orang-orang memberikan wejangan kepada kita.

• Orang-orang yang menasehati kita.

• Orang-orang yang memotivasi kita untuk beramal shalih.

Ini adalah orang-orang yang mengingatkan kita kepada akhirat  dan mendatangkan kebahagiaan.

Carilah teman-teman yang shalih dan jangan sembarang bergaul karena kalau kita salah bergaul maka yang masuk dalam benak kita adalah sesuai dengan apa yang sering digeluti oleh teman kita itu.

Ada orang yang baru kita lihat penampilannya sudah mengingatkan tentang akhirat, mā syā Allāh orang ini zuhud, rajin ibadah, shalatnya indah, tawādhū'.

Kalau sudah berteman dengan dia, lazimilah. Jadilah teman yang baik baginya, sehingga dia betah berteman dengan kita.

Ada orang yang kalau kita lihat maka kita ingat maksiat, yaitu kerjaannya ghibah, menceritakan Si Fulan, mencari kejelekan-kejelekan saudaranya.

Orang-orang seperti ini akan memberikan kemudharatan dan akan merusak hati kita.

Ikhwani fillah 'azaniyallāhu wa iyyakum,

Diantara hal-hal yang bisa membantu membawakan kebahagiaan adalah;

■ SEBAB KETUJUH | BERUSAHA MEMBERSIHKAN HATI

Diantaranya dengan memaafkan saudara yang bersalah, menghilangkan hasad, iri dan dengki dari hati kita.

Ini adalah perkara yang sangat penting dan luar biasa.

Kita berusaha agar hati kita lapang dan tidak ada kotorannya, tidak dengki dan hasad sama orang lain.

Orang yang diberikan hati yang seperti ini maka berarti telah diberikan anugerah yang luar biasa.

Kalau dia mau tidur maka tidak ada rasa jengkel sama orang lain, tidurnya pulas, tenang, orang ini bahagia.

Jantung kita ini kecil, kalau kita isi dengan berbagai macam penyakit; ada hasadnya, ada dengkinya, ada jengkelnya ada marahnya, maka repot, sehingga harus kita bersihkan.

Sampai-sampai dalam hadits (kata para ulama haditsnya sanadnya lemah, tapi maknanya benar), Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan yang maknanya:

"Jangan engkau ceritakan keburukan orang-orang kepadaku. Saya ingin keluar dari rumahku dalam keadaan hatiku (dadaku) lapang, tidak ada rasa dengki, tidak ada prasangka buruk kepada orang lain."

Jika ada orang yang punya permusuhan dengan saudaranya, maka kasihan orang seperti ini.

Meskipun dia bertauhid, meskipun dia tidak berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Orang seperti ini tidak mendapatkan dua hadiah yang Allāh bagikan setiap hari senin dan hari kamis, hadiah yang sangat mulia, yaitu ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Betapa banyak maksiat yang kita lakukan maka kita butuh ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

⇒ Ampunan Allāh diberikan kepada setiap hamba yang tidak berbuat syirik, tetapi dengan syarat tidak bermusuhan sama saudaranya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

"Dibukakan pintu-pintu surga setiap hari senin dan hari kamis maka diberi ampunan kepada setiap hamba yang tidak berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla kecuali orang yang punya permusuhan dengan saudaranya, maka dikatakan:

'Tundalah ampunan bagi kedua orang ini, (sampai tiga kali diulang), sampai keduanya berdamai'."

(HR Muslim)

Dibukakan pintu surga menunjukkan turunnya rahmat, turunnya ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

⇒ Diantara keutamaan orang yang bertauhid (tidak berbuat syirik) yaitu setiap hari senin dan hari kamis Allāh beri ampunan meskipun dia terjerumus dalam dosa-dosa.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

-----------------------------------------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 10 Rabi'ul Akhir 1437 H / 20 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 5 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/MEU9yd

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 5 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Kemudian diantara sebab-sebab kebahagiaan atau hal-hal yang bisa di tempuh seseorang untuk meraih kebahagiaan, yaitu:

■ SEBAB KEDELAPAN | MENYEBUT-NYEBUT KENIKMATAN YANG ALLĀH BERIKAN KEPADA KITA SAMBIL MELIHAT KEPADA YANG LEBIH DI BAWAH DALAM MASALAH DUNIA

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

"Adapun nikmat Allāh kepada kalian, maka ingat-ingatlah (sebut-sebutlah)." (QS Adh Dhuha: 11)

Kata  Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ؛ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

"Lihatlah yang di bawah kalian, jangan melihat yang di atas kalian, (dengan cara melihat yang di bawah kalian dalam masalah dunia), maka lebih pantas untuk menjadikan kalian tidak meremehkan nikmat yang Allāh berikan kepada kalian." (HR Muslim)

Ini sering terjadi, tatkala kita terkena kesulitan, maka hendaknya kita ingat bahwa masih banyak orang yang lebih susah daripada kita.

Mungkin kita terkena musibah, tapi kita ingat bahwa masih banyak yang musibahnya lebih parah daripada kita.

Misalkan kita sudah punya motor, tapi orang lain mempunyai mobil, kemudian kita berfikir "Waduh bagaimana ini?."

Kalau seperti itu maka tidak akan pernah berhenti.

Oleh karenanya, sering-sering melatih diri dengan melihat yang di bawah kita.

Maka sesekali kita bawa anak dan istri ke tempat-tempat pengemis atau tempat orang-orang yang hidupnya susah, agar mereka tidak selalu menuntut dan mengerti bahwasanya mereka sebenarnya sedang berada di atas kenikmatan.

Kehidupan dunia hanyalah sementara...

Anak-anak dilatih sejak kecil untuk mensyukuri nikmat yang Allāh berikan kepadanya.

Kemudian,

■ SEBAB KESEMBILAN | JANGAN PERNAH BERHARAP KESEMPURNAAN

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لاَ يَفْرُكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا خُلُقًا أَخَرَ

"Janganlah seorang lelaki (suami), membenci seorang wanita mu'minah (istrinya) jika dia tidak suka dengan salah satu perangai dari istrinya, karena dia akan ridha dengan perangainya yang lain." (HR Muslim)

Ini adalah hadits yang sangat agung, yang menjelaskan kepada kita bahwasanya di dunia ini tidak ada yang sempurna.

Dalam menjalani kehidupan rumah tanggapun demikian, kalau kita berharap kesempurnaan dari istri kita maka kita tidak akan pernah bahagia.

Istri kita tidak akan sempurna sebagaimana kita juga tidak sempurna.

Kalau yang diingat adalah kesalahan-kesalahan istri kita terus, maka kita tidak akan pernah bahagia.

Ingat, istri kita masih banyak kebaikannya; memasak buat kita, mencuci piring dan pakaian, merapihkan tempat tidur, mengurusi anak-anak, ini adalah kebaikan yang luar biasa.

Sehingga kalau dia mempunyai sedikit kekurangan, mungkin kadang marah-marah, kadang protes, maka kita nasehati.

Dan kekurangan ini akan tertutupi dengan begitu banyak kebaikannya.

Demikian juga dalam menjalani segala kegiatan, misalnya kerja di kantor.

Jangan harapkan kesempurnaan dari teman-teman kita, kalau kita mengharapkan kesempurnaan maka kita akan sering mencela sehingga akhirnya menjalani kehidupan di pekerjaan dengan tidak tenang.

Maka barangsiapa berharap kesempurnaan di dunia, dia tidak akan pernah bahagia.

Dan yang terakhir, di antara sebab kebahagiaan adalah;

■ SEBAB KESEPULUH | IKHLAS KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA.

Ini adalah sebab yang juga sangat urgen karena tidaklah kita berbuat sesuatu kecuali karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya, jangan pernah berbuat baik kepada orang lain dengan mengharapkan balasan dari orang tersebut.

Ingatlah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla tentang orang-orang bertakwa yang dijanjikan masuk surga, yaitu tatkala mereka memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan, berkata:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُوراً

"Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kami tidak butuh terimakasih dari kalian, dan kami tidak butuh balasan dari kalian. Yang kami harapkan hanya dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla." (QS Al Insān: 9)

Syaikh 'Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'diy menyebutkan:

"Tatkala engkau berbuat baik (bermuamalah) kepada orang maka anggaplah engkau sedang bermu'amalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, lupakan dia sehingga jika sesekali ternyata dia kemudian berbuat buruk kepada engkau maka sudah tidak ada urusan lagi. Karena urusanmu hanya dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan bukan dengan orang ini."

Jika dia memaki, tidak berterima kasih dan melupakan kebaikan kita, maka itu bukanlah urusan kita, urusan kita hanya dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Orang yang senantiasa bermu'amalah seperti ini (yaitu selalu mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla) maka inilah orang yang berbahagia.

Adapun orang yang mengharapkan kebaikan dan pujian orang (riya') maka ini adalah orang yang paling menderita karena senantiasa mengharapkan balasan dari makhluk/manusia yang dia berbuat baik kepada orang tersebut.

Demikianlah sedikit yang bisa saya sampaikan tentang langkah-langkah yang mungkin bisa kita lakukan agar kita bisa sabar dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan, bisa tetap berlapang dada dan bisa tetap berbahagia meskipun kondisi apapun yang menimpa kita.

Sekali lagi, apa yang saya sampaikan semuanya hanyalah teori, yang terpenting adalah prakteknya.

Oleh karenanya, sebagian murid dari Syaikh Bin Bāz rahimahullāh Ta'āla mengatakan bahwa diantara do'a yang sering diucapkan oleh Syaikh Bin Bāz adalah:

أَللَّهُمَّ أَصْلِحْ قَلْبِيْ

"Ya Allah, perbaikilah hatiku."

Kita ingin hati kita baik, senantiasa bahagia dan selamat dari berbagai macam penyakit, sehingga kita bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam bentuk hati yang bersih.

Sebagaimana do'a Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām yang diabadikan dalam Al Qurān:

وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ * يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ "

"Ya Allah, jangan hinakan aku di hari kebangkitan, hari dimana tidak bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang bertemu Allāh dangan hati yang bersih."

⇒ Hati yang bersih dari berbagai penyakit hati dan hati yang bahagia.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

No comments:

Post a Comment